Minuman Tradisional Khas Korea Paling Populer dan Baik Bagi Kesehatan

Korea tidak hanya kita kenal sebagai Negeri Ginseng saja. Korea juga memiliki ragam keunikan. Mulai dari spot wisata yang indah, dan kekayaan kulinernya baik itu makanan dan minuman. Korea tak berbeda dengan negara Jepang atau Cina, yang menjadikan teh sebagai minuman tradisional atau khas negaranya. Nah, menurut catatan sejarah, suguhan minuman khas ini sudah menjadi tradisi sejak zaman kerajaan Korea. 

Sebagai informasi kalau minuman ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu minuman keras atau mengandung alkohol, dan ada minuman saja yang tidak mengandung alkohol. Istilahnya untuk minuman adalah “eumcheongryu” dan untuk minuman beralkohol “ju” atau “sul”. Dari sekian banyak minuman tradisional khas Korea, beberapa di antaranya ada 7 jenis minuman yang paling digemari dan populer tidak hanya di Korea Selatan, namun juga di negara-negara lain. Selain itu minuman ini juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Simak ulasannya berikut ini. 

#1 Daechu Cha

Minuman tradisional khas Korea yang berkhasiat mengobati anemia, dan menyegarkan tubuh yang meminumnya. Daechu Cha memiliki rasa manis dan gurih, bahkan orang Korea juga menggunakan daechu cha sebagai bahan dalam masakan tertentu. Salah satu yang menjadikannya unik adalah, kandungan kurma merah asal Korea yang ada di dalamnya. Menurut penelitian, Daechu Cha adalah minuman kaya akan zat besi, vitamin B dan C. 

Tentu saja kandungan itu sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Jika kamu berkunjung ke Korea Selatan, kamu dapat menikmati Daechu Cha ini di Tea Garden Korea, atau kalian biasamembelinya di beberapa market place seperti Tokopedia, harganya sekitar Rp.60.000 hingga Rp.80.000. 

#2 Yuja Cha

Kamu pasti sering mendengar Yuja Cha atau Teh Yuja. Yuja Cha adalah salah satu varian dari teh tradisional Korea. Yuja Cha terbuat dari selai yuja atau yuja-cheong, yang kemudian diseduh dengan air panas. Biasanya orang Korea juga menambahkan jeruk citrus ke dalam Yuja Cha. Selain citrus, mereka juga menambahkan madu sesuai selera agar lebih menyehatkan. Orang Korea meminum yuja cha sebagai obat batuk dan dapat membantu menghangatkan badan pada saat musim gugur dan musim dingin. 

Terutama pada musim gugur dan musim dingin, meminum Yuja Cha sangat baik bagi tubuh karena dapat menghindarkan dari flu, dan masuk angin. Kamu ingin menikmati secangkir teh yuja? Jangan khawatir, sekarang kamu bisa dengan mudah menemukan yuja cha di berbagai market place di Indonesia, harganya sekitar Rp.120.000 sampai Rp 150.000 tergantung area mana ya, kalau kami di Kalimantan Barat, kebetulan telah banyak toko-toko bahan baku Korea yang menjual teh Yuja, kami biasa membelinya seharga Rp 135.000. 

#3 Sikhye

Minuman tradisional khas Korea satu ini, terbuat dari nasi dan gandum, bukan beras ya gaes tapi nasi. Nasi kemudian di fermentasikan dengan menggunakan tepung ragi.  Menambahkan pemanis seperti gula dan madu, lazim dilakukan masyarakat Korea untuk menambah rasa agar lebih enak. Tekstur minuman ini juga sangat lembut di mulut. 

Di Korea khususnya Korea Selatan, masyarakat meminum Sikhye setelah mandi berendam air panas atau bersauna. Manfaat sikhye dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh, dan melancarkan pencernaan. Selain dikonsumsi hangat, menikmati Sikhye dingin seperti puding juga tak kalah enak dan lezat ya gaes. 

#4 Sujeonggwa.

Ini adalah minuman tradisional khas Korea yang terbuat dari punch fruit, atau buah kesemek. Sebelumnya punch fruit atau buah kesemek di keringkan terlebih dahulu, sebelum akhirnya diproses menjadi sujeonggwa. Masyarakat Korea Selatan, menghidangkan Sujeonggwa dengan menambahkan kayu manis dan kacang pinus sebagai pemanisnya. Sujeonggwa sering disajikan saat festival-festival, dan perayaan. 

Menurut TimesIndonesia yang dikutip dari buku Songguksesigi, Sujeonggwa sudah ada sejak tahun 1849. Masyarakat Korea Selatan menghidangkan sujeonggwa bersama dengan sikhye dingin saat perayaan tahun baru Seollal. Sujeonggwa juga dihidangkan sebagai sajian penutup acara perkawinan di Korea Selatan. 

#5 Mogwa Cha.

Kalian tentu asing dengan nama buah berikut yang menjadi bahan dasar teh ini. Namanya adalah buah quice, buah ini menyerupai buah pir namun memiliki aroma buah yang wangi. Mogwa cha terbuat dari buah quice yang sudah dikeringkan, atau diawetkan terlebih dahulu. Meskipun rasa dari Mogwa Cha terbilang aneh dan agak pahit, namun berkhasiat dapat meredakan sakit tenggorokan. 

Minuman Mogwa Cha ini belum ada di Indonesia, jadi jika suatu hari nanti berkesempatan mengunjungi Korea Selatan, kamu dapat menemukan Mogwa Cha di Dawon Kyungin Museum of Fine Art. Kamu juga dapat membelinya sebagai oleh-oleh dalam bentuk box. Harga untuk per box nya sekitar Rp.100.000 an. 

#6 Omija Cha. 

Teh omija adalah teh yang terbuat dari buah omija, bentuknya seperti buah berry yang biasanya disebut schisandra schinensis. Orang Korea Selatan pertama kali menemukan omija di pulai Jeju. Buah omija terlebih dahulu dikeringkan, setelah itu buah omija kering direndam hingga menghasilkan air yang berwarna kemerahan.

 Omija Cha adalah minuman tradisional Korea yang paling kaya rasa bila dibandingkan dengan minuman tradisional lainnya. Jika kamu berkesempatan mencicipinya maka kamu dapat mendapatkan sensasi rasa pahit, asam, manis, sedikit rasa asin dan panas. Selain terkenal akan keunikannya, negara-negara lain pun belum memiliki minuman bercita rasa seperti teh omija. 

Manfaatnya juga luar biasa, karena dapat mengobati flu, meningkatkan imun tubuh, memperbaiki sistem pernafasan, bahkan membantu meringankan penyakit hati. Kamu dapat membeli Omija Cha di toko-toko teh di Korea, harganya sekitar Rp.15.000 per sachet dan apabila kamu membelinya di toko bahan makanan Korea di Indonesia, omija cha dihargai sekitar Rp.50.000. 

#7 Misugaru.

Misugaru adalah minuman berupa bubuk yang terbuat dari biji-bijian seperti quinoa, beras merah, beras hitam, biji kedelai, biji wijen. Minuman ini juga sering menjadi minuman diet, karena sehat dan mengenyangkan. Misugaru adalah minuman multigrain asal Korea yang sangat kaya akan manfaat. Melansir dari idntimes.com, bangsa Korea telah mengkonsumsi misugaru sejak tahun 800M, sekitar masa tiga kerajaan. 

Misugaru juga merupakan makanan darurat saat perang berlangsung. Bubuk misugaru diproses dengan pemasakan dan pengeringan, sehingga mudah disimpan dan tahan lama. Kandungan nutrisinya pun membantu para prajurit bertahan hidup selama di medan perang. 

Nah, apakah kamu sudah pernah menikmati salah satu dari minuman khas tradisional Korea tersebut? 

Arum Abygail. Perempuan Jawa yang hidup di kota khatulistiwa.

[red/nuha]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *