5 “Risiko” Mahasiswa Tertua di Kelas

Lulus SMA langsung kuliah pastinya buat deg-degan, semangat, dan ditunggu-tunggu, dong? Ada rasa membara yang mengobarkan raga untuk menjalaninya. Hal ini terlihat di wajah teman-teman saya saat di kampus. 

Berbeda halnya dengan saya yang usianya berbeda belasan tahun dengan mereka. Apalagi sebagai anak paling muda dalam keluarga yang sering masih saja dianggap kecil, rasanya menjadi tertua di kelas menjadi pengalaman yang baru sekaligus “berisiko”, hehe… Dan inilah “risiko” yang saya alami menjadi mahasiswa tertua di kelas.

#1 Disegani

Menurut beberapa teman generasi Z, saya disegani. Hmmmm…masak iya? Perasaan biasa-biasa saja. Menurut saya disegani itu suatu sikap yang kadang  membuat kurang nyaman. Biasanya saat saya segan dengan orang lain, saya sulit mengutarakan apa adanya. 

Seperti yang diutarakan beberapa teman saya. “Awas lho, emak mendengar” atau ada yang berkata, “Sssstttt.. rahasia anak muda.” Mereka seperti menyembunyikan kalimat-kalimatnya. Mereka berbincang formal dan bertingkah sopan layaknya anak dengan orang tuanya. Kadang ada rasa kepengin, sih,  seperti mereka yang cuap-cuap semaunya. Tapi apalah daya, sudah tua.

#2 Duduk Terdepan 

Sebenarnya hal ini bukan settingan dan bukan juga terdepan. Selama sesi perkuliahan sebagian besar kondisi kursi deretan paling depan biasanya kosong dan saya menempati kursi di urutan kedua. Kursi itu rasanya sudah cocok dengan saya, sehingga hampir seluruh sesi perkuliahan saya menempatinya, kecuali saat diskusi kelompok atau sudah ada yang menempatinya. 

Suatu hari saya memilih duduk paling belakang dan sontak  beberapa dari teman-teman kelas berkata, “Tumben duduk di belakang.” Haahahaa… Aku tertawa dan sedikit menyanggah, “Sekali-kali bolehlah duduk di sini.” 

“Hayoo ada apa duduk di belakang, ngantuk ya?” tebak salah seorang teman yang sepertinya bak seorang peramal–yang tahu saja latar belakangnya saya duduk di belakang.

#3 Tempat Bertanya

Menjadi tempat bertanya bagi teman itu menyenangkan. “Eeeittt tapi tunggu…tanya apa dulu?” Jika pertanyaannya sulit pastinya merepotkan, apalagi saya harus google search dulu untuk menjawabnya. Selain seputar perkuliahan, mereka kadang bertanya hal di luar perkuliahan seperti pengalaman percintaan, pertemanan, saran, dan doa. 

Sejauh ini, saya merasakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tak selalu mudah untuk dijawab. Namun, kembali lagi ke predikat tertua, ya pelan-pelan saya keluarkan dan berikan petuah-petuah ala kadarnya. Adakalanya saya jawab dengan gaya sersan (serius santai) dan kadang juga serbet (serius betul). Tinggal menyesuaikan konteks dan kondisinya. 

#4 Golongan Mahasiswa “Kupu-kupu”

Dalam ajang perkuliahan, ada beberapa golongan mahasiswa yang kerap tersiar dan terdengar. Pembagian golongan mahasiswa ini memang tidak diadakan penilaian secara khusus. Namun, saya sadar diri, saya termasuk golongan mahasiswa “kupu-kupu” (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Hal ini, antara lain karena saya jarang memilih untuk jadi “Kunang-kunang” (kuliah-nongkrong-kuliah-nongkrong), “Kutu-kutu” (kuliah-touring-kuliah-touring), dan “Kura-kura” (kuliah-rapat-kuliah-rapat). Dalam hati adakalanya ingin ikut, tapi kadang ada hal lain yang mesti dilakukan. 

#5 Kudet

Risiko yang satu ini rasanya tak asing lagi di telinga. Banyak kaum tertua sering terserang. Hal ini bukan karena saya tidak masuk klub anak senja. Tetapi karena banyak kosa kata update dan gaul yang kurang saya mengerti. 

Selain itu, juga terkait penggunaan media teknologi canggih yang kadang kurang saya mengerti. Saya perlu bertanya, “Apa sih itu artinya?” atau jika kadang saya malu bertanya, tanpa diketahui mereka, saya keluarkan jurus andalan saya yaitu dengan bertanya di mesin pencari digital. 

Nah, itulah 5 risiko yang saya alami. Kelimanya selain unik pastinya membuat saya terus belajar dan belajar karena sejatinya manusia adalah makhluk pelajar dan pembelajar. Saling melengkapi bukan? Terima kasih teman-teman generasi Z. 

Maria Magdalena Ari Natalia, mahasiswa PGDS semester 7 di UKMC Palembang

[red/sl]

One thought on “5 “Risiko” Mahasiswa Tertua di Kelas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *