3 Rekomendasi Novel Sejarah yang Bikin Penasaran

“Jangan lagi membayangkan bahwa novel sejarah adalah novel yang membosankan”

Hai, SoHib. Pasti kalian tidak asing dengan yang namanya novel? Banyak sekali genre novel, ada romance, fantasy, horror, mystery, dan lain-lain. Dibandingkan dengan genre lain, novel bergenre romance punya lebih banyak penggemar. Selain karena dianggap seru dan menarik, feel dari novel romance juga kadang membuat pembaca ingin mendapatkan sosok seperti yang tergambar pada tokoh tersebut.

Novel romance memang menarik, tapi terlalu biasa. SoHib harus tahu bahwa sebenarnya novel sejarah tak kalah menarik dengan novel romance. Mengapa demikian? Pada penasaran enggak, nih? Yuk, temukan menariknya novel sejarah berdasarkan daftar rekomendasi berikut ini. 

  1. Laut Becerita, karya Leila S Chudori.

Laut Bercerita menceritakan tentang para aktivis yang hilang pada tahun 1998. Pada novel ini ditarik 2 sudut pandang, yakni dari Biru Laut dan Asmara. Biru Laut adalah seorang mahasiswa salah satu universitas di Yogyakarta. 

Ia mengikuti berbagai aktivitas organisasi, salah satunya Winarta. Karena aksi-aksinya dalam organisasi, ia tertangkap dan disiksa oleh tentara pada masa itu. Berbagai macam siksaan seperti digantung terbalik, digigit semut, diinjak menggunakan sepatu gerigi dan lain sebagainya dirasakan oleh Biru Laut. 

Lalu sudut pandang lain adalah sudut pandang Asmara. Ia adalah adik dari Biru Laut. Tokoh ini memberikan gambaran rasa kesedihan yang sangat mendalam. Ia menjadi sosok yang menceritakan bagaimana rasa sedih dalam keluarga mereka ketika mereka mengetahui bahwa Biru Laut hilang dan takkan pernah kembali. 

  1. Bumi Manusia, karya Pramoedya Ananta Toer.

Novel ini menceritakan kehidupan seorang pribumi bernama Minke. Ia mengikuti sekolah Hoogere Burgerschool (HBS) yang merupakan sekolah menengah umum zaman Hindia Belanda dengan bahasa pengantar Bahasa Belanda. 

Minke satu-satunya murid keturunan pribumi sementara yang lain adalah siswa-siswi Belanda. Minke mendapatkan kesempatan dari pemerintahan masa kolonial waktu itu untuk bersekolah karena ia merupakan keturunan priyayi.

Minke digambarkan sebagai seorang pribumi yang cerdas, dengan banyak privilese dibandingkan anak-anak pribumi yang lain. Minke menjalani kisah cinta dengan seorang putri Belanda bernama Annelies. Setelah berhubungan akhirnya mereka menikah dan hubungan mereka ini ternyata membawa banyak sekali tantangan. 

  1. Pulang, karya Leila S Chudori

Novel ini mengisahkan peristiwa yang sangat keji. Novel lain karya Leila S Chudori ini menggunakan setting masa G30S-PKI. Ada beberapa bagian utama dalam novel ini. Bagian pertama menceritakan Dimas Suryo dan sahabatnya yang berpindah pindah negara. Bagian kedua, bercerita mengenai jati diri anak Dimas Suryo yang bernama Lintang Utara. Lalu bagian ketiga merupakan diorama yang terjadi pada tahun 1965.

Dimas Suryo memiliki sahabat yang bernama Nugroho, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna. Mereka bertiga selalu berpindah-pindah negara demi bertahan hidup. Mereka melakukan hal itu karena mereka telah dicap sebagai orang dengan ideologi komunis. Ketiganya bekerja sebagai wartawan. 

Dalam perjalanannya, Dimas Suryo bertemu dengan cinta sejatinya, Viviene Deveroux. Saat itu, Dimas sudah lama berpisah dengan pasangannya, Surti, yang tinggal di Indonesia. Dari kisah cintanya, Dimas dan Viviene dikaruniai anak yang diberi nama Lintang Utara.

Nah, SoHib, semoga cuplikan cerita ketiga novel tadi dapat membuatmu penasaran. Jangan lagi membayangkan bahwa novel sejarah adalah novel yang membosankan seperti buku-buku teks pelajaran, ya. 

Novel sejarah punya daya tarik yang istimewa. Selain ceritanya yang menarik kita juga bisa sekaligus menambah wawasan tentang sejarah masa lalu yang bisa jadi belum kita ketahui. Saran saya, segera baca ketiga novel di atas, deh. Sudah pasti seru dan nggak bakal bikin kamu nyesel.

Jovita Angelina Wijaya, si penggemar novel.

[red/brsm] 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *