CURHAT: Tiga Jomblo Halu

3 jomblo

Haloo, salam kenal, Simbah. Saya fans berat Simbah, lho. Jawabannya selalu bikin saya mesam-mesem sampai ngakak guling-guling. Jadi akhirnya saya kepikiran untuk curhat.

Jadi begini, Mbah, saya ini punya komunitas kecil gitu. Nah di komunitas itu isinya ibuck2 dan bapack2, tapi ada 3 orang cowok jomblo juga. Tiga orang ini seringkali gak nyambung kalau kami lagi bahas tentang rumah tangga. Mereka cuma bisa berimajinasi sambil meluk guling dan halu dengan pikiran masing-masing. 

Ternyata dampaknya besar sekali. Mereka jadi sering typo dan salah baca. Misal kata ‘suwun’ dibacanya jadi ‘sun’. Nulis kelakon dibacanya jadi ‘kelon’. Nulis ‘bahasa yang’ jadinya ‘bahas ayang’. 

Saya sebagai emak2 jadi trenyuh melihat kondisi mereka, kasihan tapi juga bikin ketawa. Kira-kira solusinya apa ya Mbah biar mereka kembali normal dan gak kabanyakan halu?

Atau sekalian saja ya saya promosikan mereka barangkali ada pembaca ghibahin yang sedang mencari jodoh. Kelebihan dari 3 jomblo ini adalah mereka sudah sering mendengar curhatan emak2. Jadi mereka sudah tahan uji dan layak mendapat predikat pendengar yang baik. Tahu sendiri kan Mbah kalo emak2 tuh maunya didengerin omelan eh omongannya.

Mereka juga sudah sering mendengar permasalahan keluarga. Jadi mereka sudah siap melihat peliknya rumah tangga. Mereka juga sudah banyak membaca dan mendengar, serta berteman dengan aktivis perempuan, sehingga mereka bukan penganut patriarki. Mereka menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan gender. Pokoknya calon suami dan mantu idaman.

Sekian curhat dan promosi dari saya, Mbah. Terima kasih.

Queensha Almaheyra Greezyina Firdewcy, Emak2 millenial.

————

Dear Emak Queensha Almaheyra ila akhirihi ...

Setelah Simbah membaca curhatan Emak Queen secara seksama dan mendalam, sekilas permasalahan Emak Queen sederhana. Namun tidak bagi Simbah. Ketahuilah selain Simbah dikenal sebagai pemberi solusi yang handal, Simbah juga dikenal sebagai orang yang pandai melihat sesuatu yang kecil terlihat besar.

Sama dengan curhatan ringan Emak Queen, Simbah melihat ada problem epistemologis dan ideologis yang sukar dipandang dengan satu mata. Minimal kedua mata Simbah harus terbuka lebar sebelum menjawabnya. 

Bagaimana misalnya bila Three Musketeers (sebutan Simbah untuk tiga jomblo itu) tidak bisa mengubah sikapnya yang sering memelesetkan lidahnya, eh, ketikannya sampai nanti? Bagaimana misalnya ada yang salah satu emak-emak yang jatuh hati karena ada jomblowan humoris yang mampu menghiburnya.

Hmmm … repot sekali bukan?

Ehm … tapi tenang, Simbah punya solusinya. Seperti biasa, Simbah yang sudah pernah mengumpulkan 7 Bola Naga dari seluruh penjuru dunia pasti tidak mampu memberikan solusi terbaik. Lha gimana lagi, Bola Naga terakhir sembunyi di hati Emak Queen. Uhuk!

Begini, Emak Queen, Jika Emak pernah membaca atau melihat sekuel Harry Potter episode Batu Bertuah, Emak Queen pasti melihat adegan Prof. Dumbledore menaruh dengan pelan bayi mungil Potter di depan rumah keluarga Dursley.

Prof. Dumbledore dengan penuh tawakal dan keyakinan serta berpasrah diri kepada Tuhan mempercayai Harry akan siap menghadapi tantangan berat yang dihadapinya di masa yang akan datang.

Percaya, Emak Queen, percaya. Hanya itu yang diperlukan Kepala Madrasah Hogwarts itu agar Harry mungil mampu menuntaskan tugasnya. Apa yang dikatakan Profesor Dumbledore waktu itu hanyalah;

Until he’s ready.” Sampai dia siap suatu saat. 

Setelah itu, Dumbledore tidak melakukan apapun kecuali pasrah dan percaya. Dan benar, Harry benar-benar kembali setelah dia siap dan menuntaskan tugasnya.

Maka, Emak Queen yang baik, tempatkan diri Emak bak Dumbledore itu tadi. Bungkus ketiga jomblo itu tadi dengan kain bedong, letakkan di atasnya secarik kertas bertuliskan “The Three Cursed Musketeers” tinggalkan mereka di depan rumah Dursley di jalan Privet Drive. Lempar saja, Emak Queen, lempaaarrrr!!!!!

Ehm … ehm … Sudah cukup emosinya, sampai mana tadi ya?

Oh iya, mengenai status jomblo mereka biarlah mereka menikmatinya terlebih dahulu. Sama seperti Harry kecil yang tersiksa dengan berkamar di lemari bawah tangga, atau mempunyai bapak tiri yang enggan mengembangkan bakat sihirnya. Biarkan, Emak Queen, biarkan mereka tersiksa. Jangan promosikan mereka, jangan utik-utik status mereka.

Siksa terus dengan cerita mencekam tentang rumah tangga. Ceritakan saja pada mereka tentang Simbah yang dapat jadwal mencuci piring tiap pagi, atau menyapu lantai sore hari, juga membenahi genteng bocor, memasang elpiji, galon, dan membenahi pompa macet, belum tugas bercinta yang menghabiskan ratusan kalori. Huh ahh.

Hingga masa itu tiba dan ketika mereka sudah siap, mereka akan mendapatkan sepucuk surat.

“Selamat Anda diterima sekolah di Hogwarts” aka. rumah tangga. Tempat ajaib yang 1% berisi keindahan 99% (semoga) uuuuiinnndah.

Dan kelak mereka juga akan tahu, itu belum awal dari segalanya.

Semoga sukses, Emak Queen …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *