4 Cara Mengatasi Anak Menangis

Hai, Bun! Setiap hari kita pasti tidak akan terlewatkan dengan suara tangisan anak-anak. Mulai dari pagi, siang, sore, malam, sampai pagi lagi. Penyebab menangis pun bermacam-macam, menangis karena bangun tidur, jatuh, atau karena mainannya diambil oleh temannya. Hal ini akan membuat sebagian Bunda menjadi naik pitam. Apalagi kalau anaknya masuk kategori cengeng.

Padahal, jika kita membaca atau mendengarkan literatur yang ada, menangis itu bisa mengobati stres dan merangsang motorik kepekaan anak. Tugas seorang Bunda bukan menghakimi sehingga membuat anak tertekan. Bahkan, jangan sampai sebuah pukulan melayang ke tubuh anak. Itu juga sangat tidak baik untuk kesehatan mental si anak di kemudian hari.

Pernahkah Bunda mendengar kisah Sayyidah Siti Khadijah dan Rasulullah saw memukul Sayyidah Fatimah ketika menangis? Bisa dipastikan tidak pernah mendengarnya. Rasulullah saw akan menghukum Sayyidah Fatimah jika mencuri, yaitu memotong tangan. Itu pun akan dilakukan Rasulullah saw karena hukum agama serta mengajarkan kepada semua umatnya bahwa mengambil barang milik orang lain itu tidak baik.

Pasti Bunda bertanya-tanya, “Apa yang harus Bunda lakukan jika anak menangis? Apakah harus diam dan melihat si anak menangis? Atau menolongnya sambil menakut-nakuti agar diam?” Semua pertanyaan Bunda akan dijawab di bawah ini.

#1 Jangan Menyuruh Berhenti Menangis

Ini memang sedikit aneh dan konyol. Di sini, Bunda seolah-olah mengerti apa yang anak rasakan dan menyebabkannya menangis. Seperti takut akan sesuatu atau jatuh karena berlari. 

#2 Jangan Menghakimi atau Meremehkan

Katakanlah pada anak bahwa menangis adalah pertanda bahwa manusia itu makhluk yang lemah di hadapan Allah Swt. Orang dewasa juga pasti tidak mau jika dihakimi atau diremehkan, apalagi anak kecil. Karena hal ini bisa membuat atau membentuk karakter anak suka menghakimi atau meremehkan. 

#3 Jangan Mengabaikan atau Cuek

Tahap ketiga ini, Bunda harus ada di sampingnya ketika menangis dan menjadi pahlawan si anak. Sehingga ketika anak tumbuh dewasa, ia akan nyaman bercerita pada Bunda tentang apa pun yang dialami. Bunda menjadi tempat ternyaman untuk curhat, bukan orang lain. Banyak sekali anak tidak betah di rumah dan tak acuh pada keluarga, salah satunya bisa disebabkan oleh ini, lho, Bun.

Oleh karena itu, menjaga kepekaan dan kasih sayang anak harus selalu dilakukan. Dengan tujuan, menjaga rasa nyaman, aman, dan bahagia ketika anak berada di samping Bunda dan keluarga.

#4 Jangan Meninggalkannya Sendiri

Pernahkah Bunda melakukan hal ini ketika anak susah disuruh diam? Padahal, hal ini tidak baik lho, Bun. Hal yang perlu Bunda lakukan adalah memeluknya sambil berkata, “Menangislah, Sayang. Tidak apa-apa, ada Bunda di sini kok.”

Mungkin ini terdengar berlebihan, tetapi dampak yang Bunda berikan sangat membantu si anak percaya diri dan tidak menganggap hidupnya hanya sendiri. Bahkan si anak akan selalu menyayangi Bunda karena selalu ada untuknya.

Harapan seorang Bunda, pasti ingin anaknya menjadi anak yang berbudi pekerti baik, sayang keluarga, dan saleh/salehah. Namun, harapan itu akan jadi sekadar keinginan saja jika tanpa usaha sekecil mungkin, seperti menenangkan anak ketika menangis.Semoga empat cara di atas bisa diterapkan, ya, Bun. Jangan marah-marah lagi jika mendengar anak menangis. Apalagi sampai tidak mau mengurus sehingga menitipkan anak ke panti asuhan atau bahkan dibuang di tepi jalan. Na’uzubillahiminzalik.

Isa Saburai. Studi semester akhir di kampus Ma’had Aly Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *