Keluhan yang Sering Membuat Seseorang ke Fasilitas Kesehatan dan Trik Menjabarkannya 

Medical check up

“Perasaan nggregesi itu kadang juga demam, lho. Lebih valid, Anda bisa mengeceknya lewat termometer. Jika suhu badan lebih dari 38oC, ya sudah, itu demam.”

Dari sekian banyak keluhan yang membuat seseorang datang ke fasilitas kesehatan, ada beberapa keluhan yang paling sering muncul. Walaupun sering muncul, masih banyak yang kebingungan dengan cara mendeskripsikan keluhan tersebut. Ya, nggak apa-apa. Namanya juga bukan orang medis, wajar. 

Nah, beberapa daftar keluhan ini hanya sebagai pengetahuan tambahan. Supaya, ketika Anda pergi ke fasilitas kesehatan, Anda bisa lancar mendeskripsikan keluhannya. Dan semoga kelak, tenaga medis yang ada di situ bilang begini, “Pasiennya pinter, apa dia tenaga kesehatan ya?”

# Demam 

Ketika dunia sedang dalam keadaan pandemi seperti sekarang, demam menjadi keluhan yang seringkali terjadi. Belum lagi kalau ada epidemi demam berdarah, atau seseorang yang secara tidak beruntung sedang terjangkit infeksi, baik karena bakteri atau virus, demam juga acap kali muncul. 

Walaupun tidak semua infeksi berlanjut menjadi demam, namun ketika demam terjadi, hal ini tentu saja membuat kebanyakan orang datang ke fasilitas kesehatan. 

Nah, biasanya orang-orang menganggap, kalau demam itu harus dirasakan dengan sensasi kedinginan banget dan perasaan badan terasa panas yang banget. Padahal, ya nggak gitu juga. Kadang, ketika badan Anda terasa hangat disertai keluhan tambahan seperti badan pegal, capek semua, itu juga bisa dikatakan demam. 

Biasanya orang Jawa bilang begini: “Tidak demam Dok. Tapi nggregesi.” 

Waduh! Perasaan nggregesi itu kadang juga demam, lho. Lebih valid, Anda bisa mengeceknya lewat termometer. Jika suhu badan lebih dari 38oC, ya sudah, itu demam. Pun, kalau Anda tidak punya termometer dan merasa agak “nggreges”, bilang saja ke tenaga medis di sana. 

Nah, kalau ke fasilitas kesehatan, definisikan demam Anda lebih detail. Misalnya, sekarang sudah demam hari ke berapa. Lebih oke lagi, kalau Anda tahu pukul berapa demam mulai muncul. 

Selanjutnya, jelaskan karakteristik demam. Misalnya dia kambuh ketika malam, kemudian siang hari menghilang, atau demam terus-menerus muncul baik siang maupun malam. Jika Anda sudah mencoba minum paracetamol, jelaskan apakah demam tersebut bisa turun dengan obat tersebut. 

# Mual dan seperangkat keluhan perut lainnya

“Dok, saya mual,” ucap seseorang.

Pertanyaan pun berlanjut: Apakah disertai dengan muntah? Apakah ada keluhan diare? Wes, pokoknya semua keluhan di perut harus dikeruk secara detail. 

Karena, dengan adanya penambahan keluhan seperti diare, atau muntah, obatnya juga bertambah. Belum lagi kalau ada tambahan nyeri perut dan rasa melilit. Jujur, letak penyakit ada di organ mana, itu belum bisa ditentukan hanya dengan wawancara. Perlu pemeriksaan fisik yang lebih mendalam. 

Penggalian keluhan ini akan sangat terbantu, jika Anda paham bagaimana karakteristik keluhan Anda. Misalnya, jika nyeri, Anda bisa menunjuk letaknya. Apakah dia muncul kemudian tiba-tiba menghilang? Apakah nyerinya menjalar di pundak, punggung, pusat, atau malah nyerinya berpindah-pindah?

Tentunya, Anda harus paham sejak kapan keluhan tersebut muncul. 

Jangan bingung, tenaga medis di sana pasti akan membimbing Anda untuk menjelaskan keluhan tersebut. Bacaan ini juga pengingat, supaya Anda jangan sebel kalau dokternya cerewet, jika Anda punya keluhan di perut. Lha, memang organ di sana banyak kok. 

# Nyeri

Nah, di poin terakhir ini. Seperti sebelumnya, sebaiknya Anda tahu dimana letak nyeri tersebut. Apakah di lutut, pinggang, punggung, leher, lengan, jari, tenggorokan. Sebisa mungkin, Anda bisa menunjuk. 

Nah, kalau nyeri tersebut terasa menjalar atau disertai sensasi tambahan, Anda bilang saja ke tenaga medis yang bertugas. Misalnya, kalau pinggang Anda nyeri, apakah nyeri tersebut menjalar ke kaki? Apakah satu kaki, atau kedua kaki? Juga berlaku jika ada nyeri dari pinggang yang menjalar ke pusar, selangkangan, atau kemaluan.

Juga, jika nyeri tersebut disertai dengan keluhan tambahan seperti: sensasi panas, kesemutan, atau kesetrum, Anda baiknya juga mengatakan hal tersebut.

Karena nyeri tidak hanya berurusan dengan lokasi organ yang terasa sakit, akibat keterkaitannya dengan saraf, tetapi juga bisa membuat sensasi nyeri itu menjalar ke tempat lain. Bisa juga menciptakan sensasi lain seperti panas atau kesemutan tadi. 

***

Saya menunggu sih. Saat Anda datang ke fasilitas kesehatan, lalu bisa menjelaskan keluhan Anda secara gamblang. Dalam benak tenaga kesehatan, Anda pasti dicap sebagai pasien yang pintar. 

Eh, tapi jangan mau jadi pasien ya! Harus sehat terus dan semoga sehat terus. Salam sehat!

Prima Ardiansah, Dokter internship di RSU Aisyiyah Ponorogo dan Puskesmas Jenangan Ponorogo.

(red/rien)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *