Indigenous People’s Day, Colombo dan Kengawurannya

Kengawuran terkait Colombo ini tidak berhenti di Amerika saja. Rupanya, sampai juga ke Indonesia.

Di Amerika Serikat, hari Senin minggu kedua bulan Oktober merupakan hari libur nasional, yakni Indigenous People’s Day atau Hari Bangsa Pribumi. Menariknya, hari libur ini baru dua tahun terakhir disebut demikian. Sebelumnya selama beratus tahun ia dikenal sebagai Columbus Day.

Columbus Day pertama kali dirayakan pada 12 Oktober 1792, menandai tiga ratus tahun selepas pendaratan pria yang diduga berasal dari Republik Genoa (sekarang bagian dari Italia) bernama Cristoforo Colombo di satu pulau di gugusan Bahama. 

Kendati dia bukan pelayar Eropa pertama yang melabuhkan sauhnya di Tanah America, pelayarannyalah yang menjadi awal penjelajahan dan penjajahan Tanah America (bukan Amerika Serikat lho ya) oleh bangsa Spanyol. 

Lho, katanya dia orang Genoa? Iya, dia memang orang Genoa, meskipun ada klaim bahwa dia orang dari Aragon Spanyol, bahkan juga ada yang menyebut dia sebagai orang Portugis. Tetapi, empat pelayarannya didanai oleh Monarki Katolik Spanyol, setelah beberapa kali proposalnya ditolak, termasuk oleh Raja Henry VII dari Inggris yang dilobi lewat salah satu saudaranya yang bernama Bartolomeo. 

Si mas Colombo ini tergolong rada-rada ngawur. Sebagai contoh, karena beliau ini bukan orang terpelajar, jarak yang dia taksir antara Kepulauan Canary ke negeri Jepang adalah sepertiga dari jarak yang sebetulnya. Pada masa itu, tiada satupun kapal yang bisa menempuh jarak faktual dalam sekali perjalanan–kapal tidak akan bisa membawa air dan makanan yang cukup untuk perjalanan itu.

Berbekal analisis yang tak akurat ini dia bisa meyakinkan Ferdinand II dari Aragon and Isabella I dari Castile untuk mendanai dan merestui pelayaran dari Eropa ke arah barat menuju Hindia Timur. Jalur ini agak nyeleneh mengingat kebanyakan pelayar menyarankan agar pelayaran mengitari benua Afrika, seperti yang dilakukan oleh Bartolomeu Dias.

Maka, pada malam 3 Agustus 1492, dia berangkat. Bukannya sampai di Jepang, pada 12 Oktober 1492 dia nyasar di Bahama. Meskipun begitu, dia tetep ngeyel bahwa tempat pendaratannya itu bagian dari Asia. Ente kadang-kadang ente ….

Untuk tetap konsisten dengan pikirannya, maka dia menyebut orang pribumi yang dia temui sebagai bangsa ‘Indian’. Pada zaman itu, Indies “(Hindia; India)” merujuk pada Asia secara luas, bukan hanya pada wilayah Hindustan.

Demikian, dia bolak-balik sampai genap empat pelayaran sehingga peta dunia–cikal bakal Google Maps–menjadi lebih rinci.

Nyasarnya Colombo–yang namanya di-Inggriskan menjadi Christopher Columbus, menjadi penanda ditemukannya Dunia Baru. Meski begitu, pada saat yang sama, ia juga menjadi titik balik orang-orang pribumi yang kemudian menjadi tak kuasa menahan mesiu, peluru dan penyakit flu dari para pelayar itu.

Nah, atas dasar inilah terdapat dorongan besar untuk menolak peringatan dan mengganti Hari Colombo ini di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Dalam pandangan para penentang ini, Colombo adalah representasi sejarah penjajahan yang amat kelam dan kejam terhadap bangsa pribumi. Indigenous People’s Day dimunculkan secara resmi pada tahun 1992 di California tepat menandai 500 tahun pendaratan Colombo. Baru pada 8 Oktober 2021 Indigenous People’s Day diresmikan sebagai hari libur nasional menggantikan Columbus Day oleh Presiden Joe Biden.

Kengawuran terkait Colombo ini tidak berhenti di Amerika saja. Rupanya, sampai juga ke Indonesia. Kekacauan berbau Colombo (kadang ditulis sesuai serapan EYD menjadi Kolombo) diteruskan di Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Jalan raya di depan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (dulunya IKIP Yogyakarta) yang menghubungkan antara Sagan dan Demangan dinamai Jalan Colombo. Menariknya, Pasar Kolombo justru terletak di Jalan Kaliurang kilometer 7, kira-kira setengah jam dari situ. Sementara, pasar di dekat kampus itu dinamai Pasar Demangan. Entah mengapa bisa begitu.

Sugiyanto WidomulyonoPhD Candidate di Edith Cowan University. Tinggal di Perth, Australia.

[red/rien]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *