Site icon ghibahin.id

‘Naga Buka Mata’ Gelora Ritual nan Sakral, Awali Cap Go Meh Pontianak 2023

Tahun Baru Imlek hampir menjelang dua pekan, ragam kegiatan, tradisi dan serangkaian festival dalam rangka masih dalam suasana Imlek akan memasuki hari ke-15 pada awal Februari ini. Jangan lupa, bahwa masyarakat Kota Pontianak masih punya satu perayaan yang memang sudah menjadi bagian dari tradisi yang terus lestari di kota ini. 

Perayaan Cap Go Meh, perayaan yang menandai bulan purnama pertama pada awal tahun kalender Cina. Perlu diketahui, Cap Go Meh merupakan perayaan puncak dari Tahun Baru Imlek itu sendiri. 

Cap Go Meh, atau ‘malam ke-15’ pertama dari bulan pertama yang terdapat pada kalender Cina. Peristiwa ini juga kita kenal sebagai Festival Lentera, jika kita hitung dari tanggal ditetapkannya Imlek, maka Cap Go Meh akan jatuh pada hari Minggu tanggal 5 Februari 2023. 

Cap Go Meh atau disebut juga Festival Yuan-Xio, adalah rangkaian penutup dari Tahun Baru Imlek. Melansir dari cnnindonesia.com, menurut budayawan Jongkie Tio, bahwa secara garis besar perayaan Tahun Baru Imlek terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Imlek, sembahyang Tuhan, dan Cap Go Meh. 

Menurut kepercayaan dan tradisi masyarakat Tionghoa, merayakan Cap Go Meh bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada dewa tertinggi dinasti Han. Seorang Budayawan dari Fakultas Sebelas Maret mengatakan, bahwa dalam ajaran agama Konghucu, Cap Go Meh adalah hari untuk mendoakan para orang tua, leluhur, dan memanjatkan doa kepada Tuhan atau Tian. 

Jika kita sedikit melihat ke belakang, kemeriahan Imlek dan Cap Go Meh di seluruh Indonesia sampai hari ini, tentu saja tidak terlepas atas jasa Presiden keempat RepubIik Indonesia. Bapak Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memang memiliki peran dan andil besar bagi masyarakat Tionghoa, sehingga pada hari ini masyarakat Tionghoa dapat secara leluasa merayakan Tahun Baru Imlek. 

Setelah Bapak Gus Dur mengeluarkan Inpres Nomor 6 Tahun 2000, sejak saat itulah perayaan Imlek beserta berbagai ritual dan tradisinya menjadi suatu agenda pagelaran budaya setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa di seluruh Indonesia. Hal ini pun menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam melestarikan cagar budaya Tionghoa Indonesia yang indah dan gegap gempita. 

Ritual Naga Buka Mata, sebagai penanda Perayaan Cap Go Meh

Cap Go Meh tidak lantas dirayakan begitu saja oleh masyarakat Tionghoa, selalu ada prosesi ritual, ibarat ‘gong’ penanda kalau perayaan sudah bisa dilaksanakan. Namanya ritual naga buka mata, ritual ini dilakukan pada hari ke-13 di Tahun Baru Imlek. 

Setelah perhelatan ritual inilah, semua rangkaian acara dan berbagai festival yang mewarnai tradisi Cap Go Meh baru dapat dimulai. Selain berkumpul dan makan bersama keluarga, Perayaan Cap Go meh identik dengan festival ular naga, tatung, dan barongsai. Seperti apa sebenarnya ritual naga buka mata ini? 

Ritual naga buka mata, adalah ritual di mana replika naga yang diusung oleh sedikitnya puluhan hingga ratusan orang dan diiringi keindahan tarian barongsai, berjalan menuju klenteng yang bernama Klenteng Kwan Tie Bio. Salah satu klenteng yang berada di tengah kota, berlokasi di Jl Diponegoro, Kota Pontianak. 

Saat prosesi ini, kepala naga akan terlebih dahulu memasuki pintu klenteng, lalu kemudian diikuti dengan melakukan penghormatan di depan altar. Seorang suhu atau loya, akan memimpin ritual ini, lalu kemudian menconteng kedua mata naga dengan warna merah. Penanda, bahwa suhu baru saja membuka mata sang naga. 

Setelah ritual naga buka mata, maka ular naga konon sudah dalam pengaruh roh. Naga kemudian diarak pawai berjalan di sepanjang jalan-jalan di pusat Kota Pontianak. Tidak heran selama festival ini berlangsung, maka ruas-ruas seputaran jalan protokol akan mengalami kemacetan parah. 

Menurut tradisi Tionghoa arak-arakan ular naga yang melintas di setiap ruas jalan akan memberikan energi positif, permulaan dari harapan baik di tahun baru, kehidupan yang semakin meningkat, kemakmuran, keberuntungan, sehat dan panjang umur. 

Selain itu iring-iringan ular naga dipercaya sebagai salah satu ritual menolak bala. Sehingga tidak heran jika hampir semua pemilik usaha, dan pertokoan di sepanjang jalan pusat kota akan memberikan angpao kepada setiap grup ular naga yang melintas. Tentu saja, dengan harapan akan mendapat keberkahan di Tahun Baru Imlek ini. 

Di tengah festival ular naga yang berlangsung, kita juga dapat menikmati tarian-tarian barongsai penuh semangat dan atraktif. Makna tarian barongsai saat Cap Go meh diyakini dapat mengusir roh jahat, dan melambangkan kebahagiaan. 

Naga Tutup Mata, Ritual Penutupan Perayaan Cap Go Meh

Melansir dari berbagai sumber, dan salah satunya antaranews.com, bahwa ritual naga tutup mata ini, adalah ritual pembakaran replika ular naga yang telah sebelumnya melakukan prosesi ritual naga buka mata. Ritual ini bertujuan mengirim kembali arwah naga yang telah mengusir roh jahat untuk kembali ke kayangan. Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, setiap ular naga yang melakukan ritual buka mata, harus segera dibakar supaya tidak mendatangkan marabahaya bagi semua para pemain ular naga itu. 

Ritual naga tutup mata adalah rangkaian akhir dari keseluruhan tradisi Imlek, sekaligus menutup perayaan Cap Go Meh. Ritual sakral ini biasanya akan dipimpin oleh seorang suhu yang kerasukan arwah. Suhu kemudian akan memberikan tanda hitam pada kedua mata naga, di mana sebelumnya ditandai dengan tanda merah. Setelah itu naga satu persatu akan dibakar. 

Ritual naga buka mata dan naga tutup mata, adalah serangkaian ritual yang membuka dan menutup Perayaan Cap Go Meh. Selama kurang lebih tiga hari itulah, masyarakat Kota Pontianak dan para wisatawan akan menyaksikan aktraksi memikat dari 26 ular naga, dan 20 barongsai.

Sebelum pandemi terjadi, Imlek dan Cap Go Meh selalu menjadi pekan promosi wisata dan kuliner Kota Pontianak dan Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Kemajemukan masyarakat Indonesia, telah menciptakan karakteristik budaya bangsa yang terus bertahan, dan menjadi daya tarik bagi para wisatawan. 

Prosesi ritual pembakaran replika ular naga nanti, adalah penanda usainya momen Imlek yang berkesan selama dua pekan. Sampai jumpa pada Perayaan Imlek tahun depan, dan tentu saja selalu akan ada cerita indah untuk terus dibagikan pada kalian. 

Arum Abygail.

[red]

Exit mobile version