7 Kuliner Salatiga yang Terkenal akan Kelezatan dan Cita Rasanya yang Melegenda

Kuliner

“Kuliner yang usianya sudah sangat tua ini dulunya dibuat di klenteng dengan resep khas Tionghoa yang diwariskan turun-temurun.”

Salatiga terkenal sebagai kota kecil berhawa sejuk. Ia terletak di lereng gunung Merbabu, diapit antara kemegahan Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah dan kehalusan kota Solo yang berbudaya. Jadi ketika merepresentasikan kota kelahiran tercinta, saya merasa perlu menampilkan citra bahwa orang Salatiga itu manis dan santun.  Padahal asline saya pecicilan, hehehe .…

Kesejukan kota Salatiga membuat kulinernya menyajikan kehangatan. Meski begitu, kuliner Salatiga tidak selalu identik dengan panas, ada juga yang dingin. Karena saya baik, tidak sombong dan suka menabung njajan, saya akan menyampaikan kepada SoHib, kuliner Salatiga apa saja yang terkenal kelezatannya dan cita rasanya melegenda. 

#1 Gethuk Kethek

Gethuk adalah nama penganan yang terbuat dari singkong kukus yang dihaluskan dan dicampur kelapa parut. Sedangkan ‘kethek’ adalah nama lain dari monyet. Sesederhana itu. Namun bila digabungkan,  Gethuk Kethek tentu bukan sembarang gethuk. 

Makanan ini juga bukan makanan monyet. Bahkan bila ditinjau dari kualitas rasanya, Gethuk Kethek lebih sesuai menjadi camilan priyayi yang disajikan di hotel berbintang. Eh.. sebentar.. memangnya ada priyayi yang nginepnya di hotel ya? 

Asal muasal  nama ‘kethek’ di belakang gethuk ternyata juga bukan karena penikmatnya mirip kethek, meskipun mirip sih… eh… tetapi karena penjualnya memelihara monyet di depan rumahnya. Sehingga untuk membedakan dengan gethuk yang lain, tersematlah nama Gethuk Kethek yang rasanya legendaris itu.

Kombinasi singkong dan kelapa bakalan membuat lidahmu ketagihan. Nggak usah protes kalau belum mencobanya. Hahaha. Istimewanya, kuliner ini dibuat tanpa bahan pengawet sehingga tidak tahan lama. Jadi, jangan minta oleh-oleh Gethuk Kethek bila ada temanmu yang sedang jalan-jalan di Salatiga, ya….

#2 Bakmi Progo

Kuliner yang tak kalah rendah hatinya ini hanya berlokasi di warung tenda, bukan di restaurant mewah seperti yang akan kamu bayangkan setelah mencicipi rasanya.  Lokasinya terselip di sebuah gang yang bernama Jalan Progo. 

Mi Progo terbuat dari mi basah tanpa pengawet. Rasanya begitu khas dan jelas beda dengan mi goreng lainya. Sebagai warga asli Salatiga yang sudah mengenal kelezatan masakan di sini dan tahu bahwa warung ini tak pernah sepi, memesan makanan di sini harus dilakukan tepat pada saat warung ini mulai buka pada pukul lima sore. Jika memesan di atas jam itu, bersabarlah sampai jidat dan pantatmu lebar. Hahaha. 

#3 Sate Sapi Suruh

Jika SoHib penggemar sate, SoHib wajib mencoba Sate Sapi Suruh Salatiga! Tekstur dagingnya yang empuk namun tetap berserat, dipadu dengan bumbu yang meresap ditambah aroma asap, membuat kelezatan yang tersembunyi dalam setiap gigitannya begitu menggoda.

Jajan di sini tidak perlu takut menunggu terlalu lama karena proses pembakaran sate dilakukan dengan gesit berkat tungku yang selalu menyala dan pesanan sate yang tak henti mengalir.  Jangan jajan menunggu tempatnya sepi dulu, yang penting masih tersedia bangku, segera eksekusi saja, karena setiap hari tempat ini selalu ramai.

#4 Es Cobra

Es Cobra adalah es campur dengan cita rasa priyayi. Rasanya tak terlalu mengada-ada bila kuliner yang adem ini dideskripsikan seperti itu. Cita rasanya memang unik, berkat komponen setup buah dan buah leci kalengan yang menjadi komposisi rahasianya.

Kuliner ini sudah ada sejak saya masih kecil, tapi tentu saja pada waktu itu hanya pada kesempatan istimewa saja kuliner ini bisa dinikmati, maklum harganya memang sesuai betul dengan citarasanya yang hanya terjangkau uang saku anak priyayi.

Asal muasal namanya jelas bukan karena penjualnya suka berbelit-belit macam ular kobra, namun karena dulu di lokasi ini ada ekspedisi terkenal yang bernama Cobra Express, jadilah nama es campur istimewa ini Es Cobra. Orang Salatiga memang seperti itu, suka cari gampangnya saja, termasuk untuk urusan nama.

#5 Bakso Babat Salatiga

Hawa sejuk kota Salatiga yang belakangan seringkali diguyur hujan seharian memang paling pas untuk kuliner yang satu ini. Rasa bakso sapinya yang daging banget, tidak kebanyakan tepung seperti bakso abang-abang, dipadukan dengan kuah kaldu yang gurih dan dicampur dengan potongan babat rebus  dengan tekstur yang pas menjadikan acara pulang kampung saya ke Salatiga tak akan lengkap sebelum menyambanginya.

#6 Enting-enting Gepuk

Kalau yang ini jelas primadona buah tangan dari Salatiga. Kuliner yang usianya sudah sangat tua ini dulunya dibuat di klenteng dengan resep khas Tionghoa yang diwariskan turun-temurun. Yang paling terkenal adalah enting-enting gepuk Cap Klenteng dan 2 Hoolo.

Sejak kecil saya sering menyaksikan proses pembuatannya, karena pabriknya dekat rumah Ibu saya. Urusan gepuk-menggepuk enting yang masih dilakukan dengan cara tradisional menjadi unsur penting dalam proses pembuatan enting-enting. Tak bisa asal gepuk. Jika penggepukan kurang keras, kacang tidak hancur.

Namun jika digepuk terlalu keras, kacang aan mengeluarkan minyak. Padahal kacang berminyak membuat enting-enting gepuk berbau tengik. Jadi, dalam urusan gepuk-menggepuk pun orang Salatiga ada aturannya. 

#7 Wedang Ronde

Wedang ronde adalah kuliner yang paling pas dinikmati di sore hari sambil jalan-jalan sore menjelang magrib karena Salatiga tidak mengenal kehidupan malam. Wedang ronde Salatiga tersedia di lapak kaki lima yang digelar di trotoar sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Anggap saja Salatiga rasa Malioboro. Udara dingin Salatiga membuat  wedang ronde ini jelas lebih nikmat dari wedang ronde yang lainnya karena akan memberikan kehangatan di tengah dinginya udara Salatiga. 

Itulah sedikit dari sekian banyak kuliner Salatiga yang terkenal kelezatannya dan cita rasanya yang telah melegenda. Sebenarnya masih banyak lagi kuliner lain yang tak kalah lezatnya, namun saya tak akan mengulas kuliner yang belum lolos uji kelezatan dari lidah saya sendiri. [red/nuha]

Margaretha Lina Prabawanti, penulis musiman: kadang nulis, kadang main.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *