Site icon ghibahin.id

5 Alasan Mengapa Kanal Guru Gembul Wajib Ditonton

Sumber: https://www.youtube.com/c/gurugembul

Terlebih dahulu, saya mau menyampaikan disclaimer. Saya tidak mengenal identitas asli dari YouTuber yang menamakan dirinya Guru Gembul. Jadi, saya tidak ada maksud sedikitpun untuk mempromosikan kanalnya. Kalaupun nantinya berkat artikel ini tiba-tiba subscriber atau viewer-nya bertambah banyak, itu hanya efek samping yang saya rasa positif.

Ada sedikit info yang saya dapatkan dari kanal Guru Gembul. Begini, beliau tinggal di Bandung, Jawa Barat. Ia pernah mengajar mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Dalam kanalnya saat ini, ada 37 video yang secara khusus membahas pendidikan. 

Saya rasa dengan menyimak videonya saja sudah cukup menjadi bukti valid bahwa dia memang asli seorang guru. Apakah sekarang dia masih mengajar atau sudah resign karena sibuk jadi YouTuber? Nah, kalau ini, saya pun tidak tahu. 

Video pertamanya diunggah pada 7 April 2019. Hingga tulisan ini dibuat, Guru Gembul sudah memproduksi 566 video dan memiliki 478 ribu subscribers. Cukup produktif dan pertumbuhan subscribers-nya pun cukup signifikan. 

Pertumbuhan pesat jumlah subscribers-nya terjadi setelah ia menjadi tamu di kanal YouTube Close the Door milik Deddy Corbuzier dan di kanal Helmy Yahya Bicara. Lalu, apa sih menariknya channel ini sehingga saya merekomendasikan SoHib untuk menontonnya? Simak penjelasan berikut, ya. 

  1. Netral

Sadar atau tidak, akibat perbedaan orientasi politik, terjadi polarisasi di tengah masyarakat. Polarisasi itu pun tampak pada kanal-kanal YouTube, bahkan pada media mainstream tanah air. Kita menemukan ada begitu banyak kanal yang melihat realitas hanya dari satu sudut pandang. Isinya hanya menjelekkan atau memuji satu pihak.

Kanal YouTube Guru Gembul—sejauh pengamatan saya—tidak berafiliasi dengan pihak mana pun. Bagi Guru Gembul, kebenaran itu tidak memihak dan bukan monopoli salah satu kubu. Baik pihak pemerintah maupun oposisi sama-sama punya peluang untuk salah. Maka tak jarang dalam beberapa videonya Guru Gembul mengkritik habis-habisan kebijakan pemerintah. Sementara pada kesempatan lain justru sebaliknya, memuji sesuai kenyataan. 

  1. Kontennya Beragam namun Mendalam

Dalam kanal Guru Gembul ada sekitar delapan belas playlist, antara lain: entertainment, pendidikan, tokoh, politik, saintek, psikologi sejarah, hingga filsafat. Menariknya, dengan begitu banyak kategori, Guru Gembul tetap mampu memaparkan materi secara mendalam, runtut, dan sistematis. Jangan bayangkan sajiannya serius dan membosankan, justru kanal ini hadir dengan kemasan ringan dan renyah sehingga mudah dimengerti berbagai kalangan pemirsa. 

Sekilas, Guru Gembul seolah menguasai berbagai disiplin ilmu. Sebenarnya, hal ini tidak begitu mengherankan karena Guru Gembul memiliki latar pendidikan filsafat. Cara berpikirnya cenderung komprehensif, radikal, universal, dan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu, Guru Gembul mampu menggunakan daya analisisnya untuk menghubungkan berbagai informasi menjadi satu hipotesis. 

  1. Mengajak Pemirsa Menalar dengan Logika 

Di banyak video, Guru Gembul terkadang hanya memaparkan data dan fakta dari berbagai sumber. Selanjutnya, alih-alih memberikan kesimpulan, Guru Gembul justru mengakhiri videonya dengan beragam pertanyaan. Kemudian ia mengajak pemirsa untuk sama-sama membuat kesimpulan. Lah, kok begitu? Nah, itulah yang menurut saya membuat kanal ini beda. Intinya, Guru Gembul tidak pernah mengklaim kebenaran terhadap apa yang ia paparkan.

Berkali-kali Guru Gembul menyampaikan bahwa ia tidak pernah mengklaim kebenaran. Ia juga berkata bahwa sangat mungkin videonya mengandung kesalahan baik kesalahan faktual, kesalahan opini atau kesalahan berlogika. Sialnya, selalu ada beberapa pihak yang mengabaikan hal itu dan mencoba membuat kegaduhan. 

Misalnya ada beberapa kanal yang sengaja membuat video sanggahan atau reaction video khusus membahas video Guru Gembul. Contohnya, video berjudul “Cocokologi Guru Gembul yang Kacau: Kebiasaan Terlalu Menggeneralisir”. Atau “Siapa yang Ngibul? Guru Gembul atau Khalid Basalamah?”. Yah, meski bisa jadi reaction video itu tak lebih dari pansos belaka. 

  1. Fokus pada Konten, bukan Penampilan

Pada episode ke-400, Guru Gembul membuat video khusus berupa video behind the scene. Pemirsa diajak mengintip studio Guru Gembul, termasuk peralatan yang digunakannya. Dan ternyata, semua set jauh dari kesan mewah. Di setiap video penampilan, Guru Gembul begitu sederhana dan santai. Biasanya memakai kemeja, batik, kadang jaket gunung. Yang tak pernah absen hanya peci hitamnya. 

Tentu saja kalau dibandingkan dengan video-video awal, kualitas kontennya terus berevolusi menjadi semakin baik. Meski dengan tampilan yang sederhana, Guru Gembul mampu menghadirkan konten yang sangat inspiratif, menambah wawasan, dan membuka pikiran. Pemirsa jelas diajak mandiri secara intelektual 

  1. Semangat Membangun Literasi 

Bicara tentang literasi, bayangan SoHib mungkin langsung tertuju pada kegiatan membaca dan menulis. Yah, sebenarnya tidak ada yang salah. Pada saat kita bergaul dengan sekumpulan teks, terjadi proses transfer informasi. Kumpulan informasi itu yang kemudian membentuk pengetahuan. Jadi teks itu hakikatnya teknis konservasi pengetahuan. Dan di era digital, proses transfer pengetahuan bisa melalui video. 

Yang terpenting dari literasi adalah mental berupa sikap haus pengetahuan. Berusaha memahami pengetahuan dengan holistik dan komprehensif, dari beragam sudut pandang, secara kritis dan skeptis. Tanpa sikap semacam itu, sulit mencapai kualitas literasi yang baik meskipun kita membaca atau menonton ribuan video.

Tentu kelima alasan ini hanya perspektif saya saja. Kalau SoHib tidak percaya, ya sudah segera nonton kanal Guru Gembul saja. Siapa tahu dengan menonton kanal itu, SoHib malah terinspirasi untuk membuat kanal yang lebih menarik dan bisa saya review juga. He he he ~ 

Roy Waluyo, tinggal di Bogor.

[Red/brsm/zhr] 

Exit mobile version