Tanya Cak: Ingin Menolak, Tapi … 

Selamat malam, Cak.

Sejak masuk masa puber, saya sudah puluhan kali ditolak ketika menyatakan cinta. Ini bukan keluhan, Cak. Sungguh. Saya hanya merasa bahwa dunia sedikit kurang adil. Mengapa mereka yang menolak saya itu tidak pernah memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa membuktikan kualitas diri saya dalam mencinta. Ada (sedikit) rasa sakit jika mengingat penolakan-penolakan itu.

Dan dari sekian banyak penolakan itu akhirnya menyisakan dendam. Baik, suatu saat akan kalian lihat bahwa saya juga bisa menyakiti hati orang lain.

Akhirnya momentum itu datang juga, Cak. Baru kemarin ada seseorang (yang apabila saya rasakan) sangat mengharap kata IYA dari mulut saya. Memang dia belum menyatakan kata cinta kepada saya tapi dari tanda-tanda alam yang muncul, saya sangat yakin dia ingin jadi pasangan saya.

Dan saya ternyata juga terobsesi untuk merasakan sensasi yang sama dengan orang-orang yang selama ini menolak saya. Bagaimana nikmatnya melihat rona kekalahan dari orang yang sangat mengharap, bagaimana nikmatnya berada di posisi pemenang. Terlihat jahat, bukan? Tapi saya tidak ingin menilai diri saya sendiri, biar Cak Kepik saja.

Bagaimana kalau menurut sampeyan, Cak?

Salam dendam. Toto Laksono.

Selamat malam juga, Mas yang sedang bahagia ….

Yang pertama sekali tentu saya harus mengucapkan selamat buat sampeyan yang tidak mudah mengeluh. Seperti yang sampeyan tulis di awal itu, meski ada (sedikit) rasa sakit tapi sampeyan tidak ingin mengeluh. 

Tidak mengeluh tapi kok menyimpan dendam ya? Tapi nggak papa … Beneran, nggak papa. Sebab dengan sampeyan menyimpan dendam itu artinya sampeyan masih menjadi manusia seutuhnya. Lho iya, kan … Mana ada manusia kok bisa sesuci itu, tidak punya dendam sama sekali. Lha wong yang katanya siap kalah dalam kompetisi saja tiba-tiba ketika melihat hasil akhir penghitungan bisa jadi kalap kok. Hehehe.

Cuma satu yang ingin saya tanyakan ke sampeyan, Mas. Sebenarnya tanda-tanda alam yang sampeyan baca dari seseorang yang (kata sampeyan) ingin mendapatkan cinta dari sampeyan itu apa sih? Apa dianya itu tiap hari ngglibet saja ke sampeyan atau tiap hari dia ngirim sarapan dan makan siang ke sampeyan atau tiap hari dia kirim WA dan bertanya, “Sudah ibadah, Mas?” Atau apa?

Atau jangan-jangan itu cuma sampeyan saja yang ke-GR-an. Jangan-jangan dia selalu mendekat ke sampeyan karena pengen nagih hutang tapi gak berani ngomong. Jangan-jangan sampeyan pernah njanjeni membelikan dia sesuatu tapi belum sampeyan tepati.

Pesan saya, jadi orang mbok jangan mudah GR. Kita itu butuh bantuan orang lain untuk bisa tahu bagaimana keadaan githok kita. Tahu githok kan ya ….

Jadi sombong untuk bisa merasakan sebagai pemenang itu ya boleh-boleh saja. Lha wong jadi sombong itu yo nggak mbayar kok … Bebas saja … feel free. Tapi yang mau sampeyan sombongkan itu apanya. Dia ngomong cinta juga enggak, dia ngomong sayang juga enggak … Kok bisa-bisanya sampeyan yakin kalau dia sangat mengharap diri sampeyan. 

Hambok sudah, stel kendo saja. Sambil terus berusaha perbaiki kualitas diri, sampeyan jangan berhenti untuk berusaha nyari calon istri. Apa dikira jadi pemenang itu nikmat? Haitu ada calon yang menang pilihan tapi yang gak suka sama dia juga buanyak … yang mendoakan jelek juga buanyak.

Menang atau kalah itu cumak masalah perasaan kok mas. Sampeyan merasa menang tapi gak menjadikan kualitas hidup sampeyan meningkat ya percuma saja. Sampeyan merasa kalah tapi gak bisa dijadikan sebagai bahan introspeksi diri ya percuma jugak…

Sudah ya … saya tak makan dulu. Sampeyan juga jangan lupa makan biar nggak tambah sakit.

Salam. Cak Kepik.

*Rubrik #TanyaCak diasuh oleh Andhi Setyo Wibowo alias Cak Kepik. Bagi SoHib yang ingin bertanya apa saja bisa kirim pertanyaan melalui email ghibahin@gmail.com dengan subjek #TanyaCak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *