Sikap Orang Tua ketika Anak Memasuki Dunia Pacaran

“Persilakan anak memiliki hubungan yang sehat dan romantis dengan orang-orang dari lawan jenis. Tetapi anak-anak juga harus diingatkan agar menjaga kepercayaan orang tua.”

Masa pacaran adalah masa bagi anak-anak untuk mulai memahami konsep percintaan dan kasih sayang antara lawan jenis. Proses tumbuh dewasa, punya pacar, kemudian jatuh cinta, dan kemudian mabuk cinta. Jangan khawatir, hal-hal ini pada akhirnya akan terjadi pada anak-anak kita. Kita sebagai orang tua telah melalui tahap tumbuh kembang.

Proses tumbuh kembang anak memang penuh tantangan, namun ada seni dalam membesarkan anak. Di masa kanak-kanak, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya untuk memahami konsep dasar moralitas. 

Kami mengorientasikan masa kanak-kanak untuk memahami konsep dasar hubungan kami dengan lingkungan. Kemudian masa remaja awal (pubertas) adalah tugas kita untuk menemaninya dalam menemukan jati dirinya. Salah satunya, lebih fokus bersosialisasi.

Berikut ini adalah beberapa saran untuk tetap bisa memantau anak dalam masa pacaran:

#1 Anda perlu mengenal siapa pacar anak anda.

Sangat penting untuk tidak panik ketika anak-anak Anda mulai berkencan. Namun, jangan dulu melarang dan membatasi pergerakan mereka. Jika kita bertindak seolah-olah kita yang memegang kendali, itu akan membuat anak-anak kita merasa disensor dan biasanya semakin mereka merasa disensor, mereka akan semakin berjuang. Ini dapat menyebabkan mereka ingin memberontak melawan kendali kita. 

Kita harus tetap tenang dan mengambil langkah untuk mengetahui siapa sebenarnya pacar anak kita. Setelah itu, kita bisa mulai berkomunikasi dengannya tentang apa yang kita ketahui.

#2 Pentingnya menerapkan komunikasi yang edukatif terhadap anak.

Ketika anak-anak mencapai pubertas lalu akhirnya jatuh cinta dan memiliki pacar, komunikasi edukatif sangat penting. Jadi, jika kita tahu mereka mulai mengerti apa itu cinta dan apa itu pacaran, kita perlu memberi mereka wawasan pendidikan tentang seksualitas. 

Jika kita memberikan identifikasi seksual kepada anak-anak kita, setidaknya secara tidak langsung, kita memberi mereka peringatan, tanda dan batasan untuk diikuti. Termasuk akibat hukum sebab akibat jika mereka melanggar.

#3 Menjadi teman atau sahabat snak

Bisakah Anda mendengarkan cerita hubungan orang lain? Kapan dan di mana saya harus mendengar dia berbicara tentang pengalamannya? Jadilah pendengar yang baik dan bersedia mendengarkan semua cerita dan ekspresi anak. Jangan mengolok-olok atau melecehkan anak Anda. 

Pada saat itu, perasaan cinta anak begitu berarti dan indah baginya sehingga membuatnya merasa hebat. Sebagai orang tua, kita harus bisa menghargai perasaannya. Ketika ayah dan ibu mengalami hal yang sama saat remaja, mereka dapat berbagi pengalaman atau kisah cinta untuk membantu anak memahami bahwa ini adalah sesuatu yang wajar. Jika anak tidak mau bercerita, jangan dipaksakan. Cari waktu lain yang lebih tepat.

#4 Mendiskusikan batasan berpacaran

Berdiskusi dengan anak adalah cara yang sangat baik untuk mempelajari pemikiran orang tua. Dibandingkan dengan membiarkan anak berkencan, yang justru berdampak negatif pada anak. Apa batasan pacaran yang tepat untuk anak Anda? Bisakah anak dan pacarnya berbicara tentang apa yang akan mereka lakukan? Berikan informasi tentang efek negatif dari seks bebas dan bagaimana anak-anak dapat jatuh di sana.

#5 Berikan pandangan jika ada kemungkinan-kemungkinan buruk dalam berpacaran.

Jangan lupa mengingatkan anak Anda untuk bercerita atau memberi tahu mereka jika ada bahaya dalam hubungan tersebut. Pastikan anak Anda tahu bahwa orang tua akan selalu ada untuknya. Dia tetap berharga meski tidak membutuhkan pengakuan dari pasangan atau teman-temannya. 

Jika hubungan tidak berjalan seperti yang Anda inginkan, Anda dapat mengambil tindakan untuk mengubahnya. Jadikan lingkungan anak untuk bercerita dengan nyaman dan jangan mempersulit mereka.

Lantas bagaimana cara menerapkan pacaran yang sehat bagi anak? Berikut ini adalah beberapa penerapan yang bisa dilakukan orang tua agar terhindar dari rasa khawatir berlebih melihat anaknya mulai berpacaran :

Peran kita sebagai orang tua adalah memberikan lingkungan yang positif bagi anak-anak kita selama masa pubertas ini agar mereka tidak terjerumus ke dalam lingkungan sosial yang bebas melalui pacaran atau berteman. Jadi, bagi anak yang sedang dalam masa pubertas dan diberi kebebasan untuk mengeksplorasi diri, mereka juga bisa mengeksplorasi emosi dan perasaannya.

Persilakan anak memiliki hubungan yang sehat dan romantis dengan orang-orang dari lawan jenis. Tetapi anak-anak juga harus diingatkan agar menjaga kepercayaan orang tua. Orang tua selalu membimbing anak-anak di masa-masa yang tidak stabil ini.

Rachel Ika Andini, suka baca buku, tinggal di Palembang.

[red/zhr]

One thought on “Sikap Orang Tua ketika Anak Memasuki Dunia Pacaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *