CURHAT: Sahabatku Galau, Aku Kudu Piye?

Best Friend

“Aku akan ada untukmu Bestie, sisakan sedikit kebahagiaanmu karena ada aku, Bestie-mu.”

Halo Mbah Ghibah, semoga senantiasa sehat …. Kenalin nama saya Paijem, umur 22, dan masih menyandang status jomblo. Saya mau curhat ya, Mbah ….

Saya memiliki sahabat yang cukup dekat dan saat ini dia sedang down dikarenakan ditinggal menikah laki-laki yang menjadi gebetannya belum lama ini.

Saya sebagai sahabat yang baik, tidak bisa diam begitu saja melihat kegalauan sahabat saya. Jadi bingung sendiri bagaimana cara agar teman saya bisa move on dan merelakan gebetannya itu.

Saya sudah beberapa kali menasehati bahwa masih banyak laki-laki yang lebih baik di luar sana, namun yah bagaimana, namanya juga perasaan. Saya hanya tidak ingin sahabat saya berlarut-larut dalam kesedihan dan semua orang ikut memandang dia dengan kesedihan.

Sahabat saya sampai berkali-kali menyalahkan laki-laki tersebut, bahkan beberapa kali mendoakan yang tidak baik, yah meskipun pada akhirnya dia beristighfar.

Jadi, sebagai sahabat saya harus bagaimana lagi, Mbah?

Terima kasih sebelumnya ya, Mbah.

Paijem, tinggal mBantul.

*****

Mbah Paijem yang saya hormati, saya panggil Mbah, sengaja, mungkin ada kakak Mbah Paijem yang sudah punya cucu. Hahaha. 

Berhadapan melawan manusia yang sudah terbakar asmara memang sulit. Simbah yang sudah melalang buana ke mana-mana sempat kesulitan berhadapan dengan makhluk tak kasat mata itu.

Pernah suatu saat Simbah Memberikan saran ke seorang teman yang berhadapan dengan hal yang sama. Simbah beri nasehat dengan, “Hadapi cinta dengan logika.”

Heleh, telek minti, sembuh hanya dua hari selanjutnya kumat lagi. Tapi, jangan panggil saya Simbah kalau tidak punya solasi. Meskipun itu sulit tapi carilah di laci.

Sebagai teman yang baik, Mbah Paijem pasti juga pernah merasakan asmara. Minimal pernah jatuh cinta lah. Saya harap begitu. Saya sarankan kepada Mbah Jem untuk bersabar menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya. 

Sepanjang apapun apa yang dia bilang, sudah, dengarkan saja. Dengarkan sambil ngemil changgai, atau sambil membaca konten-konten ghibahin.id. Pokoknya dengarkan saja sekalipun Mbah Jem nggak punya solusinya. 

Kemudian setelah Mbah Jem bisa bersabar mendengar, doakan semoga sahabat Mbah Jem cepat menemukan pengganti tambatan hatinya. Nggak perlu cinta, yang penting dia pasangan yang benar-benar baik, ya, jangan jauh-jauh lah kayak Simbah ini. Tuh lihat Mbah Utinya Simbah terlihat bahagia sama Simbah. Hahaha. 

Wong KKN cuma sebulan saja bisa numbuhin cinta masa yang lebih dari itu tidak. 

“Mbah, gimana kalau gagal?”

Gagal itu berarti Mbah Jem sudah berhasil untuk gagal. Artinya Mbah Jem setidaknya sudah punya pengetahuan kalau cara ini tidak bisa lagi digunakan. Itu pengetahuan penting lho.

Kalau sudah begitu ajak sahabat Mbah Jem itu jalan-jalan, healing lah istilah sekarang. Bisa ke Paris, Zurich, bendungan Amsterdam, atau ke Iceland biar dingin.

Kalau nggak punya budget ya pergi saja ke Sewon, konon di sana, Mbah Jem dan Bestie akan menemukan banyak keajaiban. Kalau masih khawatir pandemi jangan khawatir Simbah masih punya solusi terakhir.

Untukmu, Mbah Jem, jadilah untuk Bestie-mu tempat healing yang paling sempurna di dunia, mengalahkan Eiffel, bendungan Amsterdam, atau Mandalika yang konon jadi sirkuit terindah di Dunia. Katakan padanya, “Aku akan ada untukmu Bestie, sisakan sedikit kebahagiaanmu karena ada aku, Bestie-mu.” 

Simbah is counting on you. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *