Site icon ghibahin.id

Terima Kasih Barcelona, Terima Kasih Xavi Hernandez

Foto oleh Pixabay

“Yang namanya sejarah, adalah patut bagi kita semua untuk mengenangnya. Meski sejarah itu, ya, sangat membagongkan sekali.”

Kamis, 27 Oktober 2022 dini hari nanti adalah laga yang cukup krusial bagi Barcelona, sebab mereka akan kedatangan tamunya, Bayern Munchen. Inilah laga bagi Blaugrana untuk menentukan dua aspek berbeda dari satu kata “kelolosan” yang sama. Di semua kompetisi, “lolos” merupakan sebuah kata yang ingin semua orang genggam dengan erat. Dari ajang apa pun, lolos alias berhasil atas suatu ujian pasti didambakan oleh banyak manusia. Siapa yang tidak mau? 

Tapi tidak demikian dengan Barcelona. Mereka hanya ingin lolos dalam salah satu aspek saja. Jadi, apa maksud dua aspek tadi? 

Pertama, aspek penentu kelolosan bagi El Barca untuk menginjakkan kakinya ke babak 16 besar Liga Champions. Syaratnya, mereka wajib menang atas Die Roten.

Kedua, aspek yang menentukan El Barca untuk “lolos” dan berpindah haluan ke kasta UEFA Europa League. Syaratnya, mereka harus menanggung malu. Sebab, laga ini memang jelas bagi Barcelona yang pakemnya sudah ditakdirkan begitu rumit. 

Meski musim ini Barca dicap sebagai tim yang agak dungu di Liga Champions, saya yakin bahwa soal lolos ke UEFA Europa League jalan pikirannya tak bakalan dungu juga. Jelas, mereka akan memilih lolos ke babak 16 besar Liga Champions saja ketimbang lolos ke liga yang banyak orang menyebutnya Liga Malam Jumat itu.

Akan tetapi, jika menelisik kekuatannya ketika berduel dengan tim luar Spanyol, Barca memang masih perlu belajar lebih baik lagi. Entah terkait transisi, akselerasi, serangan yang betul-betul mematikan, tembakan akurat dari luar kotak penalti, ah, apalagi. Jika ada orang yang bilang bahwa musim ini Barca di Liga Champions masih ampas, ya betul itu. Ampas benar emang. 

Coba lihat, lawan Inter Milan kemarin saja, mereka ngos-ngosan. Sejauh ini, saya berani mengatakan bahwa Nerazzurri adalah tim yang tak begitu menakutkan di Serie-A pada musim ini. Inter Milan jelas jauh dari konsistensi ketika melakoni laga. Sebaliknya, Barca menjadi tim penyihir di La Liga. Keberadaan Lewandowski kian membuat Blaugrana makin bergairah menumpaskan lawan-lawannya. 

Tetapi ketika berlaga di Champions, Barca malah terlihat kehilangan taring tajamnya. Sekali kena counter attack Inter Milan, mereka langsung kelimpungan. Transisi bertahannya hancur, dan malah seperti pelawak. Kok bisa? Ya, entahlah. Coba tanya Laporta atau Xavi.

Namun, apapun hasilnya dini hari nanti, memang tak ada jalan lain kecuali mengucapkan rasa terima kasih kepada Barcelona dan Mas Xavi Hernandez. 

Terima Kasih Xavi Hernandez

Memang, Barca wajib meraih kemenangan jika mau lolos ke babak 16 besar. Cuma masalahnya, kok saya malah merasa agak gimana, gitu. Ada rasa skeptis yang tak bisa saya jelaskan satu per satu, saking banyak permasalahannya.

Sudahlah. Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih pada Barca dan Xavi Hernández. 

Terima kasih, Barca. Telah menghibur dengan permainan bagusnya. Tapi, andai saja permainan bagusnya itu kau hiasi dengan gol lalu mendulang kemenangan seperti di La Liga, tentu akan lebih banyak lagi ucapan terima kasih ini.

Terima kasih kepada Sang Juragan, Xavi Hernández, yang telah kembali mengangkat martabat Barca yang sempat tenggelam di La Liga. Meski, saya harus akui, dari 50 laga pertamanya bersama Barca, kau catatkan sejarah sebagai pelatih buruk dengan total 28 kemenangan saja. Tapi tak mengapa, Mas Xavi. Yang namanya sejarah, adalah patut bagi kita semua untuk mengenangnya. Meski sejarah itu, ya, sangat membagongkan sekali. 

Mas Xavi, terima kasih telah mengarahkan Barca pada perubahan dan perkembangan yang signifikan. Dulu, Barca pernah dibabat 8–2. Musim ini, di leg pertama kemarin cuma dibantai 2–0 saja. Ini pertanda kalau dirimu semakin matang menangani Barca. Terima kasih, Mas Xavi. 

Andai dini hari nanti kau kalah atas Bayern dan terjun ke UEL, tentu saya juga akan mengucapkan banyak terima kasih. Karena dirimulah, Barcelona menjadi tipikal tim yang tak kalah konsisten dengan tim lain yang terjun ke Europa League setiap musimnya, setidaknya dua tahun beruntun dengan musim lalu. 

Dan jujur saja, tim elit lainnya macam Madrid, Manchester City, Liverpool, dan Bayern sekalipun tak mampu mengikuti jejakmu, Barcelona. Hanya kau yang mampu. Dan hal itu jelas bukan perkara yang mudah untuk dilakukan. Hanya kau yang sanggup menjalaninya. Terima kasih, Mas Xavi. Terima kasih, Barcelona, yang telah memperlihatkan keberaniannya. Akan saya ambil hikmah di balik semua ini.

Zubairi, Fans Barca yang sudah kebal akan cacian di saat tim ini menelan kekalahan.

[red/bp]

Exit mobile version