Jangan Emosi Dulu! Ini 4 Cara untuk Menghadapi Orang Sok Tahu

“Ternyata mendengarkan orang sok tahu berbicara itu sungguh terasa melelahkan.”

Kemarin teman saya curhat. Ceritanya, dia sedang makan siang bareng dengan teman kerjanya di warung dekat kantor. Sembari menunggu pesanan makan siang tersaji, mereka ngobrol tentang suatu topik. Di tengah asyiknya percakapan, tiba-tiba ada seorang rekan kerja lain ikut menimpali obrolan dan bergabung di meja mereka.

Sebetulnya, sejak awal teman saya sudah punya perasaan tidak enak saat melihat kehadiran rekan kerja yang baru nimbrung ini. Sebabnya, orang ini memang dikenal sebagai sosok yang “tahu banyak hal”. Benar saja, waktu makan siang yang mestinya dinikmati jadi terbuang percuma karena harus mendengarkan si rekan kerja tadi mendominasi pembicaraan, dan dia baru berhenti ketika jam makan siang selesai dan harus kembali ke kantor. 

“Wow, ternyata mendengarkan orang sok tahu berbicara itu sungguh terasa melelahkan,” kata teman saya tadi. Dia menyesal, kenapa tidak pergi makan di tempat lain atau menunda makan siang sekalian, hahaha. 

Itu tadi sedikit cerita tentang pengalaman teman saya. Bagaimana dengan SoHib sekalian? Pernahkah mengalami hal serupa? Bagaimana perasaannya jika bertemu orang dengan karakter semacam itu?

Dalam kehidupan sehari-hari, entah itu di lingkungan pertemanan atau bahkan keluarga, seringkali kita dihadapkan pada orang yang memiliki karakter seperti itu. Menyebalkan sekali, kan? Tenanglah, ambil napas dan tahan emosi dulu! Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan jika bertemu dengan orang yang bertabiat seperti itu.

#1 Dengarkan dan tanggapi seperlunya

Jika SoHib memang sedang punya waktu untuk mendengarkan, cara ini bisa dicoba. Pasalnya, kebanyakan orang yang sok pintar itu punya kecenderungan haus perhatian. Bisa jadi karena di lingkungan keluarga atau pertemanannya sendiri, dia kurang mendapat perhatian.

Cukup dengarkan tapi jangan menanggapi pembicaraan itu dengan terlalu serius. Kita juga harus tetap berpikir kritis terhadap informasi yang dia sampaikan. Meski kita sudah tahu karakternya, bisa jadi informasi yang disampaikan saat itu memang benar adanya.

Jika merasa cukup bosan atau malah pusing mendengarkan pembicaraannya, buat dia menyadari bahwa kita tidak tertarik dengan obrolannya, dengan cara menanggapi seperlunya saja. Dengan begitu, semoga dia segera mengakhiri obrolannya dengan Anda. 

#2 Jangan gampang terpengaruh

SoHib mungkin beranggapan tidak akan terpengaruh oleh orang sok tahu ini. Tapi lain halnya jika topik pembicaraannya adalah hal baru atau menarik bagi kita, dan caranya menyampaikan begitu meyakinkan. Bisa jadi kita malah terbawa suasana, terkagum-kagum, dan menganggapnya sosok yang berwawasan karena dia mengetahui informasi yang belum kita ketahui. 

Misalnya, SoHib sedang ingin diet menurunkan berat badan. Nah, pas banget orang ini nimbrung ketika kita sedang ngobrol tentang diet. Boleh saja kita mendengarkannya, tapi saran saya, carilah informasi dari sumber lain yang lebih terpercaya. Misalnya informasi dari para ahli, bisa dari buku-buku, atau sekarang ini banyak juga pakar diet yang sudah punya website atau akun media sosial.

Nah, di sinilah perlunya memilah informasi dengan baik. Jangan gampang terpengaruh, tetap pastikan dulu kebenarannya, yang dia sampaikan itu fakta atau bualan semata. 

#3 Sampaikan dengan tegas

Cara ini memang lebih menantang dan tak mudah dilakukan, terutama bagi orang-orangnya nggak enakan. Ketika mengatakan dengan terus terang bahwa kita tidak menyukai tingkah lakunya yang sok tahu itu, mungkin perasaannya akan tersakiti dan bahkan menjadi benci. Kemungkinan lainnya, orang tersebut akan menyadari kalau tingkah lakunya membuat orang lain tidak nyaman, sehingga dia mau mengintrospeksi diri dan bertobat. 

Jika kita sudah memberi tahu baik-baik tapi dia tetap tidak berubah, kita tidak perlu lagi membuang waktu untuk orang semacam itu. Cukup berinteraksi seperlunya saja, tidak perlu dipaksakan.

#4 Biarkan saja

Saya lebih sering menggunakan cara ini. Kebetulan orang sok tahu di lingkar pertemanan saya adalah orang yang lebih senior, jadi rasanya tidak sopan jika saya memaksakan untuk menyanggah dan beradu argumen dengan beliau. Tak bisa dimungkiri sih ya, berinteraksi dengan orang sok tahu memang menguras energi. Terlebih jika usianya lebih senior, atau punya hirarki sosial yang lebih tinggi (seperti atasan kita, misalnya) yang tentunya sulit dihindari. 

Ya sudah, jika menuruti cara ini, maka kuatkan diri saja untuk mendengarkan omongan mereka. Biasanya, meski kita sudah menyampaikan bantahan berupa fakta, mereka tidak akan mau mendengar, sehingga upaya itu hanya buang-buang tenaga saja.

***

Menjaga hubungan pertemanan memang perlu. Mendengarkan orang lain sebagai bentuk penghargaan kita juga bukan hal buruk. Kitalah yang paling tahu batasannya. Jika perilaku orang sok tahu tersebut mulai membuat tidak nyaman, maka buat apa dipaksakan.

Walaupun melelahkan, jangan sampai menghadapi orang sok tahu malah membuat emosi kita tak terkendali. Jangan sampai malah terjadi konflik yang bisa merugikan diri sendiri.

Jadi bagaimana menurut SoHib, cara mana yang paling tepat untuk menghadapi orang sok tahu? Atau barangkali ada yang punya cara tersendiri? Silakan share di kolom komentar ya! Semoga membantu.

Lutfiyah Aly. A longlife learner. Emak-emak pecinta kopi dan K-Pop.

[red/sk/bp]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *