4 Kiat Melawak ala Vicky Sang Gladiator

ghibahin

“Tidak bisa disangkal, tubuh Vicky belum sepenuhnya proporsional untuk postur seorang atlet yang biasanya kekar dengan massa lemak rendah dan massa otot tinggi”

Vicky Prasetyo yang menjuluki dirinya Sang Gladiator, kembali menghebohkan publik. Pada  Jumat, 31  Maret 2022, Sang Gladiator bertarung tinju menghadapi Azka Corbuzier.

Perhelatan akbar adu tinju itu diselenggarakan oleh seorang rich people, Master Deddy Corbuzier dengan tagline “Close The Door”. Pertandingan tinju itu diakhiri dengan tumbangnya Sang Gladiator di tangan Azka Corbuzier.

Segalanya terkesan begitu serius dalam persiapan acara itu. Venue yang besar, sponsor yang lumayan banyak dan acaranya dipandu oleh MC terkenal. Walhasil, penontonnya banyak. Bukan Deddy Corbuzier namanya kalau apa-apa tidak  jadi trending dan cuan.

Tayangan komedi berbalut tinju itu berhasil menyedot 2,4 juta penonton. Dan tentunya, fokus perhatian penonton tidak bisa lepas dari seorang Vicky Prasetyo. Dia seolah menunjukkan kiat-kiat ngelawak untuk menghibur masyarakat tingkat nasional.

Dia ngapain aja, sih?

#1 Bekas Kerokan Punggung

Sejak kemunculan pertama Vicky di arena, pada menit ke berapa kalian sadar jika ada garis-garis merah berbentuk tulang punggung di tubuhnya? Tentunya ini pertanyaan buat yang nonton saja, karena saya yakin banyak yang skip atau bahkan tidak tahu acara ini ada.

Saya sendiri tidak menyadarinya sampai suami bilang “Itu apa, merah-merah di belakang Vicky? Bekas kerokan? Hahaha.” Saya pun langsung melihat dan memang jelas sekali kontras warnanya. Saya jadi ikut terkikik.

Ada 3 kemungkinan yang bisa saya simpulkan dari pemandangan ini.

Pertama, mungkin itu salah satu bagian ritual agar dia makin bugar saat bertanding. Kedua, bisa jadi saat itu dia memang sedang kurang sehat. Atau justru sebenarnya itu adalah kedok softselling salah satu merek yang menjadi sponsor acara tersebut, yakni Plossa, produk sejenis minyak angin dengan bentuk roll yang tutupnya memang bisa buat kerokan.

Tapi apapun alasannya, fenomena itu terasa lucu untuk dilihat. Selama ini saya belum pernah tahu ada petinju yang saat tanding punya bekas kerokan di badan.

#2 Teknik Kuda-Kuda

Sepanjang pertandingan berlangsung, saya dapat melihat jelas seperti apa teknik pertahanan yang dimainkan Vicky. Sebut saja Teknik Kuda-Kuda. Yang saya lihat, gerakannya mundur-mundur sembari kedua tangan mengepal di depan. Saya sebenarnya tidak tahu pasti, gerakan pertahanan yang benar dalam tinju  seperti apa. Saya hanya merasa teknik yang dilakukan Vicky terkesan kurang nyaman di dirinya tapi jatuhnya lucu.

Saya kemudian jadi bertanya-tanya “Apa ada  kaitannya antara proporsi tubuh atlet dengan kelancaran teknik pertahanan ini?”

Tidak bisa disangkal, tubuh Vicky belum sepenuhnya proporsional untuk postur seorang atlet yang biasanya kekar dengan massa lemak rendah dan massa otot tinggi. Saya curiga itu salah satu yang memengaruhi performanya.

Berbanding terbalik dengan Azka yang postur tubuhnya lebih proporsional. Ia terlihat prima ketika melakukan kuda-kuda itu sehingga terlihatnya lebih nyaman.

Sekali lagi, ini hanya teori kira-kira saya saja.

#3 Terkapar

Hasil pertandingannya adalah Vicky kalah. Dalam waktu sangat singkat. Masih di ronde-2, Vicky memutuskan menyerah dan mengakhiri permainan karena sudah tidak kuat lagi untuk lanjut bertanding. Tim medis pun menyampaikan bahwa kondisi fisiknya menurun dan pertandingan sebaiknya dihentikan demi menghindari cedera fatal.

Vicky pun  tampak terengah-engah. Badannya tergolek lemas serta wajahnya memerah bagai tomat. Sang Gladiator  terkapar, hanya dalam tempo sekejapan mata. Di sisi lain, Azka Corbuzier justru terlihat baik-baik saja.

Pemandangan ini menjadi lucu karena terkesan makin memperjelas bahwa dari segi fisik keduanya tidak seimbang. Biasanya, ajang tinju untuk pemula berlangsung  3 sampai 4 ronde. Namun pada pertandingan ini, yang bisa dicapai hanya 2 ronde atau 6 menit. Jujur saya merasa pertandingannya berjalan lebih cepat dibanding iklan sponsornya.

#4 Nantangin Deddy Adu Tinju

Setelah penetapan pemenang dan sesi closing acara, yang lebih menarik perhatian saya adalah pernyataan Vicky yang mengajak Deddy Corbuzier untuk adu tinju di sesi selanjutnya.

Terlihat jelas Vicky tak kapok meski baru saja dikuras mental oleh Azka. Kalah lawan anak, malah nantangin bapaknya. Deddy Corbuzier pun tidak terlihat menolak ajakan tersebut. Mungkin ini definisi pantang menyerah sejati.

Tapi bukankah ada baiknya Vicky lebih mempersiapkan diri? Dari segi fisik, kasat mata saja terlihat dirinya masih kalah dari Deddy. Dari segi skill, apalagi. Kemampuan Azka Corbuzier yang baru saja menghajarnya adalah hasil didikan sang ayah. Bahkan beberapa tahun silam Deddy Corbuzier mengaku pernah membuat Azka keok sampai nangis saat latihan. 

Sekarang Vicky malah mau nantangin Deddy. Saya sebagai penonton hanya bisa berdoa, semoga tagline yang semula “Close the door” tidak seketika menjadi “Close the death”. Kan gak jadi lucu, tapi malah serem.

(red/eb/Nuha)

Nindya Pritasari, Wanita suka sushi dan menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *