Tujuh Band Legendaris era 2000-an dari Yogyakarta

ghibahin band yogyakarta

“Boleh dibilang, mereka adalah pahlawan nada bagi kawula muda pada era 2000-an. Berkat mereka, dulu studio musik selalu penuh dengan anak muda Yogyakarta yang bermimpi untuk bisa bermusik.”

Jika mendengar nama Yogyakarta, mungkin yang tergambar dalam pikiran SoHib adalah gudeg, kraton, romantisme akan nostalgia, serta klithih. Sebenarnya, Yogyakarta juga harus diingat dengan energi kreatif para warganya. Dalam dunia seni dan budaya bisa dibilang bahwa Kota Pelajar telah menempatkan posisinya sebagai lumbung kreatifitas.

SoHib perlu tahu bahwa Yogyakarta sempat menjadi barometer musik nasional di era 2000-an. Saat itu ada banyak sekali studio musik yang kemudian melahirkan band-band terkenal di kancah musik nasional baik itu yang menggunakan jalur major label maupun indie label. Nah, inilah ketujuh band asal Yogyakarta yang melegenda dari era 2000-an.

#1 Sheila on 7

Mari bersepakat bahwa Sheila on 7 adalah band paling legendaris dari Yogyakarta. Band ini tidak pernah melepaskan identitas ke-Yogya-an mereka. Lagu Sheila on 7 mulai dari “Dan” hingga “Film Favorit” tak pernah absen dari tangga lagu populer di Indonesia.

Band yang 6 Mei 2022 nanti memasuki tahun ke-26 ini sungguh solid. Suara Duta dan lagu-lagu karya Eross Candra menjadi kombinasi yang membuat Sheila on 7 selalu berjaya. Sheila on 7 belum memproduksi album lagi sejak 2018. Semoga di tahun 2022 ini mereka merilis lagu baru, ya.

#2 Jikustik

Romantis dan sendu menjadi ciri khas lagu-lagu Jikustik saat Pongki Barata dan Icha (Aji Mohammad Mirza Ferdinand Hakim) masih menjadi vokalisnya. Kesenduan nan romantis itu dapat dirasakan mulai dari lagu “Seribu Tahun Lamanya”, “Akhiri ini dengan Indah”, hingga lagu ” Untuk Dikenang”.

Sayangnya, setelah album kedelapan, Pongki dan Icha meninggalkan Jikustik. Walau hingga saat ini Jikustik tidak bubar, namun era kejayaan Jikustik sepertinya berhenti di tahun 2000-an. Meski tak lagi sepopuler dulu, namun SoHib tetap bisa menikmati lagu-lagu mereka di Spotify. Kalau kepo dengan kegiatan Jikustik terbaru, SoHib juga bisa cek update mereka di Instagram.

#3 Captain Jack

Tak begitu banyak band asal Yogyakarta yang sukses mengusung musik alternatif ke kancah musik nasional. Namun Captain Jack berhasil mencuri perhatian pendengar musik era 2000-an yang kala itu dibanjiri dengan band beraliran pop romantis. Mereka membawakan musik dengan lirik bertema realita kehidupan. Tengok saja lirik pada lagu “Siapa Aku?”, ” Munafik”, “Pahlawan” hingga “Monster”.

Walaupun berdiri di Yogyakarta, Captain Jack nggak bisa dibilang sebagai band asli Yogyakarta, karena sebagian besar personilnya berasal dari Pontianak. Mereka ada di Yogyakarta untuk kuliah sambil bermusik. Perihal disebut sebagai band Pontianak atau band Yogyakarta tak pernah menjadi polemik. Bagaimana pun, Captain Jack yang beraliran ngiri dan indie ini sangat dicintai oleh penggemar mereka, MonsterJakers.

#4 Endank Soekamti

Lagu-lagu Endank Soekamti kebanyakan bertempo cepat. Genre rock dan pop punk melekat pada lagu-lagu mereka. SoHib bisa mendengarkan keceriaan melodi yang Endank Soekamti banget lewat lagu, “Pejantan Tambun”, “Asu Tenanan”, atau “Bau Mulut”.

Walau dikenal sebagai band beraliran pop punk, namun mereka juga punya lagu mellow punk, misalnya pada lagu “Sampai Jumpa”. Nah, salah satu album paling asik menurut saya adalah album Kolaborasoe. Dalam album tersebut, Endank Soekamti mengaransemen ulang 14 lagu menjadi lagu punk yang energik. Ada kabar baik dari Endank Soekamti, nih, SoHib. Saat ini mereka sedang mempersiapkan Kolaborasoe Dua. Siapa saja yang lagunya akan diaransemen ulang? Cek langsung di channel Youtube Endank Soekamti.

#5 Shaggy Dog

Band ini berdiri pada tahun 1997. Shaggy Dog tidak terikat pada satu genre tertentu walau sepintas mereka terdengar sangat reggae. Shaggy Dog punya aliran sendiri yang merupakan kombinasi menarik antara jazz, reggae, ska, swing, dan rock. Aliran mereka diberi nama Doggie Stylee.

Lagu-lagu Shaggy Dog seperti, “Hey Cantik”, “Kembali Berdansa”, serta ” Di Sayidan” sangat melekat di ingatan penggemar musik Indonesia era 2000-an. Ada romantis dan nostalgia tentang kehidupan menyenangkan  dalam lirik lagu-lagu Shaggy Dog. Vibrasi santai yang mereka lagukan tentu saja tak akan lekang oleh waktu.

#6 Letto

Letto adalah band yang konsisten menggarap musik easy listening dengan makna mendalam. Popularitas Letto tak hanya di Indonesia saja. Negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pernah menerima musik Letto. Lagu “Ruang Rindu” dan  “Sandaran Hati” menjadi lagu yang diterima oleh banyak pendengar di Indonesia maupun di negara tetangga.

Hingga saat ini, Letto masih aktif berkarya. Single terbarunya berjudul “Fatwa Hati” dapat dinikmati di Youtube, Spotify,  Deezer, dan Joox. Lagi-lagi lagu dengan lirik dan aransemen yang nggak ruwet karya Letto justru memiliki makna mendalam akan hubungan manusia dengan Tuhannya.

#7 The Rain

Bagi saya, The Rain adalah band asli Yogyakarta terbaik yang pernah ada. Band ini punya ciri khas lagu dengan lirik sangat sederhana. Lagu-lagunya cenderung mudah dinikmati, bertema slice of romance dan menyuguhkan kesederhanaan lirik.

The Rain nggak pernah gagal menciptakan lagu yang menyentuh rasa. Mulai dari “Dengar Bisikku” yang rilis tahun 2003 hingga “Terjebak Bersama” yang rilis pada Desember 2021 memberikan pengalaman rasa dalam nada bagi setiap pendengarnya.

Ketujuh band tersebut adalah band legendaris dari Yogyakarta. Boleh dibilang, mereka adalah pahlawan nada bagi kawula muda pada era 2000-an. Berkat mereka, dulu studio musik selalu penuh dengan anak muda Yogyakarta yang bermimpi untuk bisa bermusik sekeren tujuh band tadi. Mungkin nggak ya, era tersebut kembali mewabah lagi di Yogyakarta? Daripada wabah klithih, kan lebih baik wabah bermusik. [Red/Nuha]

Butet RSM, Ibu dari tiga anak yang tinggal di Bantul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *