Hari Introvert Sedunia: Memberi Ruang Tenang dan Apresiasi Kepada Minoritas Introvert

“Perbedaan ekstrovert dan introvert yang paling kentara terdapat pada pengisian bahan bakar atau energi pada diri dan jiwa mereka.”

Barangkali belum banyak yang mengetahui, bahwa tanggal 2 Januari yang lalu ternyata adalah Hari Introvert Sedunia. Saya sendiri baru mampu menuliskan artikel ini, berhubung masih mengumpulkan energi yang cukup setelah gegap gempita libur akhir tahun karena perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. 

Hubungannya adalah karena ternyata setelah hiruk pikuk dan keramaian musim liburan itu cukup membuat saya harus habis-habisan mengumpulkan energi baru. 

Mengapa jatuh pada 2 Januari

Saya jadi ngeh, kenapa Hari Introvert Sedunia jatuh pada tanggal 2 Januari. Itu karena meriahnya pesta Natal dan tahun baru memang baru selesai pada tanggal tersebut. 

Seorang psikolog Jerman populer dan penulis e-book gratis “Happily Introvert Ever After”, Felicitas Hayne berpendapat bahwa mulai dari akhir Desember hingga awal Januari, kaum introvert harus menghela nafas panjang dan dalam. Dibandingkan ekstrovert yang memang lahir dengan energi berlimpah, energi pada introvert lebih terbatas. 

Sehingga musim liburan yang panjang, penuh kerumunan, kebisingan, kemacetan, dan hingar bingar, memang akan terasa sangat berat bagi orang-orang introvert (seperti saya).

Memang kenyataannya seorang introvert harus menyetel emosi dan energinya semaksimal mungkin pada saat itu, meski untuk sekedar bertemu dan bertamu. Sejak 2011 yang silam, seluruh dunia merayakan Hari Introvert Sedunia, sebagai bentuk apresiasi terhadap kaum minoritas introvert. 

Mayoritas penduduk dunia yang didominasi oleh ekstrovert membuat introvert memiliki kehidupan yang lebih sulit. Adanya anggapan bahwa karakter dan kebiasaan introvert tidak normal, kesepian, rentang gangguan kejiwaan, menyebabkan diskriminasi dan rendahnya apresiasi terhadap introvert. 

Ini juga hari yang diharapkan dapat menyadarkan bahwa introvert bukanlah kepribadian yang memalukan. Momen itu menunjukkan bahwa introvert adalah kepribadian yang memiliki banyak kelebihan, dan sosok yang selalu di belakang layar, namun dibutuhkan dunia agar kehidupan masyarakat ekstrovert dapat berjalan lancar, gegap gempita sebagaimana mestinya. 

Meluruskan stigma buruk dan kesalahpahaman mengenai introvert

Selama ini orang-orang senantiasa mengkaitkan introvert dengan anti-sosial, kecemasan sosial bahkan sombong. Saya sendiri sudah pasrah dan menyerahkan sepenuhnya tentang anggapan ini kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Tetapi kali ini saya ingin sekali lagi menginformasikan bahwa orang introvert itu tidak demikian faktanya. Perbedaan ekstrovert dan introvert yang paling kentara terdapat pada pengisian bahan bakar atau energi pada diri dan jiwa mereka. 

Ekstrovert adalah kepribadian yang senang bersosialisasi dengan banyak orang, hal ini bertujuan untuk mendapatkan energi agar selalu bahagia, tidak sedih, dan gloomy. 

Ekstrovert mendapatkan energi mereka dengan lebih banyak keluar rumah dan bergaul dengan masyarakat. Sementara introvert, mereka akan kehilangan energi saat mereka harus berinteraksi, bersosialisasi dalam jangka waktu yang lama. Saya sendiri setiap pulang dari acara apapun melangkah dengan gontai menuju pintu rumah. 

Saya membutuhkan waktu sepersekian jam untuk sekedar duduk sendiri di dapur sambil menikmati segelas air mineral dingin. Cara ini lumayan ampuh bagi saya untuk mengembalikan keceriaan saya kembali.

Introvert dalam dunia yang didominasi ekstrovert

Kebutuhan psikologis kaum introvert dalam menyendiri ibarat ponsel genggam yang sedang re-charge, mengisi baterai agar dapat terus berfungsi dengan baik.

Namun, hal tersebut dianggap sebagai keanehan oleh masyarakat yang didominasi ekstrovert. Sehingga memunculkan diskriminasi pada orang-orang dengan kepribadian introvert. 

Kepribadian introvert adalah kepribadian yang tidak bisa sukses dalam masa depannya, karena kurang percaya diri. Menilai seorang introvert tidak mampu mewujudkan masa depannya, cuma karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk sendirian, saya rasa terlalu terburu-buru. 

Introvert memang senang ketenangan, dan selalu sendirian, tidak lantas mereka tidak percaya diri. Justru tampil sendirian itu menunjukkan tingginya rasa kepercayaan pada dirinya sendiri. 

Padahal sejarah telah membuktikan berulang kali dan memberikan fakta bahwa orang-orang introvert memiliki kreativitas yang luar biasa. Introvert selalu sibuk untuk menciptakan inovasi dan terobosan baru dalam hidup mereka, dan dunia. 

Heyne mengatakan, orang-orang introvert memberikan efek positif pada dunia dan umat manusia. Tokoh-tokoh introvert yang pada kenyataannya sukses pada masa sekarang di antaranya adalah JK Rowling, Hillary Clinton, Mark Zuckerberg, dan Elon Musk. Jadi stigma masyarakat mengenai introvert tidak bisa sukses karena tidak percaya diri jelas tidak benar. 

Stigma yang mengatakan orang introvert sulit untuk berkomunikasi karena mereka sangat tertutup. Masalah berkomunikasi ini, saya rasa orang introvert adalah seorang pendengar yang baik, mereka mau meluangkan waktu, dan menghabiskan energi mereka untuk mendengarkan ocehan, keluh kesah, kegelisahan orang lain. 

Selain itu, satu hal yang harus Anda garis bawahi adalah orang introvert dapat menyimpan rahasia. Anda jangan khawatir soal aib-aib Anda yang ada pada ingatan mereka. Mereka dapat menyimpannya dengan sangat rapat. 

Tidak banyak yang mengetahui, kalau orang introvert itu senang bicara, ngobrol, dan bisa ngakak ketawa-ketiwi. Masalahnya mereka lebih senang bicara dan berkomunikasi dengan menghindari kerumunan yang besar, senang berbicara secara personal yaitu satu lawan satu.

Introvert juga sangat mendalami topik pembicaraan yang sedang lawan bicara bahas. Sehingga stigma orang introvert itu tidak mampu berkomunikasi dengan baik, jelas seharusnya terpatahkan.

Introvert sering dianggap tidak mampu menjadi atasan atau pemimpin yang mumpuni. Padahal faktanya mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama adalah seorang introvert. 

Saya rasa anggapan itu sangat prematur, dan tidak melalui riset. Seorang introvert yang menjadi pemimpin maka dia akan mendalami satu-persatu bawahannya. 

Selain itu dia akan menjadi pemimpin dengan rasa empati dan belas kasih yang tinggi. Meskipun hal ini terkadang membuat bawahannya jadi menggampangkannya. Namun introvert juga sosok pemimpin yang tangguh dan tegas. 

Menurut penelitian yang terlampir pada laman About Leaders, faktanya setidaknya ada 40% pemimpin yang berkepribadian introvert. Menjadi pemimpin bukan semata-mata tentang kemampuan berkomunikasi, tapi juga harus memiliki kepribadian yang tenang.

Pemimpin juga harus mau mendengarkan bawahan, rendah hati, dan tidak arogan. Tentu saja ciri ini lebih banyak terdapat pada orang dengan kepribadian introvert. Introvert juga lebih menghargai dan mengapresiasi hasil pekerjaan orang lain. 

Hari Introvert Sedunia tentu memiliki tujuan positif, sekaligus memberikan ruang bagi introvert itu sendiri. Setidaknya dapat mengurangi tekanan sosial bagi introvert, yang merupakan imbas dari lingkungan masyarakat dunia yang menuntut manusia untuk bersikap lebih ekstrovert. 

Arum Abygail. Perempuan Jawa yang hidup di kota khatulistiwa.

[red/rien]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *