Sayang Tak Terucap Dari Seorang Anak Untuk Ibu

ghibahin

“Maaf jika anakmu ini belum bisa menjadi apa-apa dan belum bisa membahagiakanmu,
namun kami berharap ibu bisa selalu tersenyum bahagia dan selalu ada di samping kami
.”

Pernahkah kalian mengucapkan “aku sayang ibu”? Bukankah hal yang wajar jika seorang
anak mengucapkan kata sayang untuk ibu yang telah berjasa besar dalam hidupnya. Namun,
saya perhatikan sekarang ini tidak banyak anak yang mengucapkan kata sayang pada ibu
mereka.

Mengapa demikian? Alasan anak jarang mengucapkan kata sayang adalah karena gengsi.
Selain itu, malu juga menjadi salah satu alasan kenapa anak tidak mau mengungkapkan kata
sayang pada ibu. Namun tidak mengucapkan sayang bukan berarti anak tidak menyayangi ibu
mereka. Sayang seorang anak biasanya jarang diungkapkan lewat kata-kata, namun dapat
dilihat dari perbuatan yang mereka lakukan untuk ibu.

Tanpa ibu kita tak akan pernah ada di dunia ini. Kalau ada satu kata yang dapat
mendefinisikan seorang ibu maka menurut saya itu adalah “malaikat”. Bagi saya, ibu
bagaikan malaikat yang selalu ada dan hadir ketika saya dalam kondisi apapun. Ia selalu
menemani dan melindungi saya. Tak ada satu pun yang dapat menggantikan posisi ibu di hati
saya.

Saya pernah mendengar cerita dari ibu bahwa ketika ia melahirkan saya, ibu berjuang dengan
sangat keras hingga berjam-jam menahan rasa sakit demi melahirkan saya. Ia rela berjuang
keras berkorban nyawa demi saya. Sungguh luar biasa pengorbanan seorang ibu.
Mendengar cerita tersebut membuat saya sangat terharu. Saya tak bisa membayangkan
bagaimana seorang ibu bisa menahan sakit yang luar biasa hanya demi saya. Sampai sekarang
pun saya masih belum bisa untuk membalas setiap kebaikan yang telah ibu berikan kepada
saya.

Ibu saya pernah bilang kepada saya, ketika saya sukses ia tak meminta apa pun. Ia hanya
ingin saya selalu bahagia dan mengingatnya, itu saja pesan ibu. Saya benar-benar sangat
bersyukur karena mempunyai seorang ibu yang baik hati dan selalu menyayangi saya
sepenuh hati. Tak pernah terbayangkan jika saya hidup tanpa dirinya, mungkin saya menjadi
seseorang yang berbeda dari yang sekarang.

Dari ibu saya banyak belajar apa itu arti dari sabar. Saya pernah berpikir bagaimana jika nanti
saya menjadi ibu, mampukah saya menjadi ibu yang baik untuk anak saya. Dan bisakah saya
selalu sabar menghadapi anak saya nantinya. Tetapi walaupun begitu saya akan berusaha
sebaik mungkin untuk menjadi seorang ibu seperti ibu saya.

Namun, kenyataannya sekarang ini, banyak anak yang melupakan dan tak menganggap ibu
mereka. Ketika mereka sudah sukses, mereka hanya mempedulikan masa depan tanpa
melihat masa lalu. Anak sering kali melupakan kebaikan dari seorang ibu. Padahal di balik
kesuksesan seorang anak ada doa dari ibu.

Kita merayakan hari ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember lalu, inilah kesempatan kita
untuk berterima kasih padanya. Gengsi dan malu tidak menjadi halangan bagi kita untuk
mengucapkan rasa sayang kita pada ibu. Apa kalian tahu, untuk membahagiakan seorang ibu
tak perlu dengan uang yang banyak atau emas berlimpah, cukup dengan katakan sayang, ibu
akan sangat bahagia ketika mendengarnya.

Saya sebagai seorang anak berterima kasih banyak kepada seluruh ibu yang selalu
memberikan yang terbaik untuk kami. Kalian telah menjadi orang paling spesial di hati anak
kalian. Maaf jika anakmu ini belum bisa menjadi apa-apa dan belum bisa membahagiakanmu,
namun kami berharap ibu bisa selalu tersenyum bahagia dan selalu ada di samping kami.

Ketika kami sudah sukses nanti, menikah, bahkan punya anak. Kami berharap ibu bisa
menjadi saksi perjuangan dalam hidup kami, karena tanpa ibu, kami bukanlah apa-apa.
Jangan pernah tinggalkan kami, karena kami membutuhkanmu ibu.

We love you, saranghae.

Gravina Evelyn. Hobi keliling naik motor.

[red/sk]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *