Site icon ghibahin.id

5 Fakta Menarik tentang Candi dan Peninggalan-Peninggalan Sejarah di Malang

ghibahin

Photo by Oleksandr Pidvalnyi: https://www.pexels.com/photo/women-s-gray-dress-2144326/

“Sejumlah bangunan dan temuan lepas yang ada di Kabupaten Malang berasal dari kerajaan yang berbeda-beda.”

Kisah tentang Ken Arok tak bisa dilepaskan dari sejarah kerajaan Singhasari. Kerajaan ini diidentifikasi berada di Malang, Jawa Timur. Berdasarkan catatan sejarah, nama Ken Arok memang tidak pernah dijumpai, kecuali dalam kitab Pararaton (Katuturanira Ken Anrok), sebuah kitab yang ditulis antara tahun 1481-1600 Masehi. Kitab ini memuat tentang sejarah raja-raja Singhasari dan Majapahit. 

Keberadaan kisah ini juga diikuti dengan banyaknya peninggalan masa lalu–baik berupa bangunan candi maupun temuan lepas–yang banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Malang. 

Meski ditemukan di kawasan Kabupaten Malang, temuan-temuan ini ternyata tidak selalu berkaitan dengan kerajaan Singhasari. Banyak di antara temuan-temuan ini juga memiliki perbedaan dengan apa yang biasa dijumpai di Jawa Timur pada umumnya. 

Buat para SoHib yang gemar berwisata sejarah, kawasan Malang jelas tak boleh dilewatkan. Sebelum berkunjung ke sana, mari simak deretan fakta menarik tentang candi dan temuan lainnya yang ada di kawasan tersebut. 

#1 Candi-candi di Kabupaten Malang umumnya berbahan batu andesit

Candi Badut, Candi Songgoriti, Candi Kidal, Candi Jago, Candi Singosari, dan Stupa Sumberawan merupakan bangunan yang terbuat dari batu andesit (disebut juga batu kali). Berikut sejumlah arca temuan lepas yang ditemukan di daerah ini pun banyak yang dibuat dengan bahan yang sama.

Di antara candi-candi berbahan batu andesit tadi, ada juga candi yang berbahan batu bata, seperti Candi Srigading yang baru diekskavasi pada tahun 2022 ini. Sementara Candi Bocok yang berlokasi di Kecamatan Kasembon memiliki bahan penyusun campuran yaitu batu bata dan batu andesit.

#2 Terdapat temuan lepas yang berukuran sangat besar

Di Kecamatan Singosari dan Sumberpucung terdapat temuan lepas (temuan yang bukan berupa bagian dari bangunan) berupa arca. Arca yang dimaksud adalah dua arca dwarapala dan sebuah arca Ganesha. Dua arca dwarapala berada di sebelah barat Candi Singosari, dan keduanya memiliki tinggi kurang lebih 3,7 meter. Berdasarkan sejumlah interpretasi, keberadaan kedua arca ini berfungsi sebagai sosok penjaga kompleks bangunan suci.

Sementara arca Ganesha berada di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, memiliki tinggi hampir 3 meter. Arca ini unik karena dibuat dalam posisi berdiri, berbeda dengan arca Ganesha lain yang pada umumnya dibuat dalam posisi duduk. Letaknya diduga sudah tidak in situ (berada di posisi awal saat ditemukan) lagi. Ada dugaan bahwa letaknya dahulu berada di tepi sungai Brantas, dan berfungsi sebagai penghalau bencana. Mitologi Hindu menceritakan bahwa Ganesha adalah dewa ilmu pengetahuan dan penyingkir rintangan.

#3 Selain candi, juga terdapat petirtaan kuno

Di Kecamatan Singosari terdapat petirtaan (pemandian suci) Watugede, yang diduga berasal dari masa sebelum kerajaan Singhasari. Berdasarkan gaya bangunan dan ikonografi arca yang tersisa, bangunan petirtaan ini diduga berasal dari masa Pu Sindok, sekitar abad ke-10 Masehi.

Pu Sindok adalah raja Mataram Kuno yang memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pemindahan pusat pemerintahan ini diduga salah satunya karena terjadinya bencana alam di daerah Jawa Tengah pada masa itu.

#4 Tidak hanya Singhasari, temuan bersejarah berasal dari periode kerajaan yang berbeda-beda

Sejumlah bangunan dan temuan lepas yang ada di Kabupaten Malang berasal dari kerajaan yang berbeda-beda. Candi Badut kerap dihubungkan dengan Kerajaan Kanjuruhan (sekitar abad 7-8 Masehi, bersamaan dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah). Candi Songgoriti diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Pu Sindok (sekitar abad 10 Masehi).

Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singosari berasal dari masa Kerajaan Singhasari (1222 – 1292 Masehi), sedangkan Stupa Sumberawan diduga berasal dari masa yang lebih muda, yaitu masa Kerajaan Majapahit. 

#5 Ada candi-candi yang disebutkan dalam kitab Desawarnana (Negarakertagama)

Beberapa candi yang ada di Kabupaten ini disebut dalam kitab Desawarnana (yang juga biasa dikenal sebagai Negarakertagama), yang merangkum rangkaian perjalanan Hayam Wuruk, raja Majapahit, ketika mengunjungi sejumlah tempat suci peninggalan para leluhurnya. Di antara bangunan kuno yang disebutkan dalam kitab tersebut adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan satu lokasi yang diduga sebagai Stupa Sumberawan.

Candi Kidal dan Candi Jago diidentifikasi sebagai pendharmaan dari raja-raja Singhasari. Mereka adalah Anusapati (Candi Kidal) dan Wisnuwardhana (Candi Jago). Bangunan pendharmaan adalah bangunan yang didirikan untuk menghormati raja yang telah wafat.

Nah, semoga penjelasan di atas semakin menarik para SoHib untuk berwisata sejarah ke Kabupaten Malang. Candi dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya sudah semestinya mendapatkan apresiasi sehingga bisa meningkatkan kesadaran kita untuk selalu melestarikannya. Rahayu.

Shinta Dwi Prasasti. Seorang penyuka sejarah, arkeologi, dan heritage yang lahir dan besar di Malang, Jawa Timur. Bekerja di Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi DI Yogyakarta.

[red/bp]

Exit mobile version