Site icon ghibahin.id

TANYA CAK: Episode Hubungan Tanpa Komitmen

ghibahin

Photo by Trinity Kubassek: https://www.pexels.com/photo/young-couple-in-city-at-night-246367/

Selamat malam, Cak.

Mohon izin untuk memperkenalkan diri. Saya seorang lelaki berusia 30 tahun. Saya mandiri secara finansial, sehat jasmani, dan rohani. Saya juga sudah sangat siap untuk menjalin sebuah hubungan yang sangat-sangat serius.

Kira-kira, bisa nggak ya, kalau saya menjalin hubungan serius tapi tanpa pakai komitmen apa pun? Tanpa jaminan apa pun. 

Begini, Cak, saya itu pengennya menjalani hubungan yang mengalir saja. Saya tak ingin punya hubungan yang diganggu oleh keinginan-keinginan yang bisa jadi malah dapat mengganggu hubungan kami.

Bagaimana, Cak? Kira-kira mungkin apa nggak, ya?

Mas Ngganteng, 30, M, WakandaLand

*****

Selamat malam juga, Mas Ngganteng.

Langsung saja, ya. Biar tidak bertele-tele. Karena saya lagi ngopi sama istri tercinta ini.

Kenapa saya menyebutkan istri saya tercinta? Kenapa saya ingin sampeyan tahu bahwa saya mencintai istri saya? Ya, biar sampeyan tahu saja. Kalau sampeyan tahu itu artinya sampeyan memahami bahwa untuk bisa berumah tangga itu, yang paling utama dibutuhkan adalah cinta.

Pertanyaannya, apakah cinta bisa tumbuh tanpa syarat? Yo, ndak bisa lah … enak ae!

Lha, wong pinjam uang di bank saja harus pakai jaminan, kok. Ini sampeyan mau ngajak nikah anaknya orang kok gacuk ngglundhung. Kecuali kalau sampeyan pinjam uang di Bank EdiM itu memang tanpa jaminan, bahkan bisa dibayar sesempatnya. Kalau nggak punya uang buat nyaur, sampeyan tinggal terus terang saja maka utang sampeyan bisa diputihkan. 

Ha, tapi, kemungkinan untuk bisa dapat pinjaman dari Bank EdiM itu kan kecil banget. Katakanlah kemungkinannya satu banding sepuluh juta aplikasi yang diajukan. Dan bisa jadi yang satu itu ya istrinya Bank EdiM sendiri.

Jadi kalau sampeyan bermaksud menjalin sebuah hubungan yang serius tanpa ada komitmen atau keinginan itu, ya sama saja dengan sampeyan ngajari pithik untuk menggonggong. Bisakah? Ya, mungkin saja bisa. Tapi sulitnya jelas hangudubilah setan. 

Mas Ngganteng, yang saya kasihi, orang hidup itu mestinya ya punya tujuan. Bisa tujuan pribadi tapi bisa juga tujuan kolektif. Nah, tujuan yang kolektif itu bisa dicapai kalau sampeyan punya komitmen dengan orang lain. Kolektif itu kan bersama. Dan bersama itu kan artinya lebih dari satu.

Saat menuju tujuan bersama itu, lalu sampeyan ketemu dengan yang namanya hambatan, ya, itu wajar saja. Ha, wong bersama, kepalanya saja ada dua. Ya pasti isinya nggak sama tho yo. 

Menyelaraskan dua hal yang berbeda itulah yang akan menjadikan hidup bersama itu menjadi penuh warna dan kegembiraan. 

Akan berbeda lagi kalau sampeyan memang hanya punya keinginan pribadi. Semua hal bisa dilakukan dan diperjuangkan sendirian saja. 

Ya, macam selep serpis gitulah. Sampeyan nggak perlu bantuan orang lain untuk bisa mencapai tujuan akhir. Sampeyan bahkan nggak butuh tenaga orang lain untuk bisa sampai pada sebuah kepuasan. 

Pokoknya sak karep-karepe sampeyan dhewe begitulah … sak deg sak nyet pokmen

Jelas lebih aman tanpa resiko. Ya, tho? Ya, tho? Ya, tho?

Oke ?

Siiip

*****

*Rubrik #TanyaCak diasuh oleh Andhi Setyo Wibowo alias Cak Kepik. Bagi SoHib yang ingin bertanya apa saja bisa kirim pertanyaan melalui email ghibahin@gmail.com dengan subjek #TanyaCak.

Exit mobile version